Aa Gym alias Abdullah Gymnastiar memilih jalan lain dalam berdakwah. Ia hadir dengan mengedepankan manajemen qalbu. Jaga hati; jangan menyakiti dan jangan mencaci orang lain. Materi-materi yang disampaikannya terasa menyejukkan hati sehingga mendapatkan respons umat.
Tak hanya itu, ia juga berdakwah dengan cara mandiri. Ia tidak meminta-minta disumbang, tapi ia membangun usaha sendiri. Ia pun membangun koperasi dan perusahaan untuk membantu umat. Namanya mulai terkenal pada usia 38 tahun.
Sepuluh tahun menikmati popularitasnya badai menghadang. Kehidupan rumah tangganya mulai goyah, ia digugat cerai oleh istrinya karena Aa Gym berpoligami. Namun, badai tersebut ia hadapi dengan beragam risiko. Secara perlahan-lahan kehidupan rumah tangganya membaik. Ia kembali rujuk dengan istri pertamanya dan menata kembali rumah tangganya.
Aa Gym lahir di Bandung, 29 Januari 1962. Ia adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Engkus Kuswara dan Yeti Rohayati. Aa Gym menikah dengan Ninih Muthmainnah Muhsin dan dikaruniai enam orang anak.
Sejak kecil Aa Gym dididik dalam lingkungan militer. Ayahnya seorang perwira angkatan darat dengan pangkat terakhir letnan kolonel. Tak hanya sikap disiplin dalam urusan umum dalam beribadah juga diterapkannya.
Masa pendidikannya dihabiskan di kota kelahirannya. Dari sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi ia selesaiakan di Bandung, Jawa Barat. Saat di SD, ia selalu masuk dua besar di sekolah dasar. Sementara kuliahnya di dua tempat. Pertama di Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Unpad, Bandung, hanya setahun dan di Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (kini Universitas Ahmad Yani – Unjani), tiga tahun menggelar sarjana muda.
Saat mahasiswa, kala usia 20 tahun, Aa Gym menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) di Akademi Teknik Jenderal Achmad Yani. Tampaknya menjadi komandan ini tak jauh dari lingkungan pekerjaan ayahnya. Selain aktif di Menwa, ia juga aktif di lembaga Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW) Bandung.
Pada tahun 1987, saat usia 25 tahun, Aa Gym bersama mahasiswa lainya mulai merintis usaha kecil-kecilan. Ia mulai membuat stiker, kaus, gantungan kunci dengan slogan-slogan agama. Hasilnya lumayan, ia bisa membeli mobil angkotan kota (angkot). Kadang ia membawa sendiri mencari penumpang. Bahkan dengan mobil itu juga ia berjualan film dan battery camera saat wisuda mahasiswa.
Di tengah kesibukan berdagang, Aa Gym sering mengalami kegelisahan hati. Ia mulai belajar agama secara khusus kepada KH. Khoer Affandi, seorang ulama tassawuf pemimpin Ponpes Miftakhul Huda – Tasikmalaya dan KH. Moh Tasdiqin – pengasuh pondok pesantren Kalangsari, Cijulang, Ciamis Selatan, kakek dari istrinya.
Kerja keras dan belajar yang tekun, Aa Gym berujung manis. Pada tahun 1990, ia mendirikan Yayasan Daarut Tauhiid di Bandung. Dengan yayasan ini Aa Gym bisa leluasa untuk mengembangkan potensi, kiprah, dan usahnya lebih luas lagi. Ia memulai serius bergerak di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial.
Dalam laman Yayasan Daarut Tauhid, wujud utama yang ia kembangkan adalah mendirikan Pondek Pesantren Daarut Tauhid. Konsep pesantren modern yang mengembangkan konsep wirausaha dan mandiri. Semua ini didasari pada kosenp Daarut Tauhid; fikir, zikir, dan ihktiar. Selain pesantren, yayasan ini juga mendirikan pendidikan lainnya, ada TK, TPA, dan SMK Daarut Tauhid.
Di luar pendidikan, Aa Gym juga melebarkan dan mengembangkan koperasi pesantren dalam bidang usaha jasa dan perdagangan, media. Dari jasa biro travel, Baitul Mal wat Tamwil, mini market, percetakan, menerbitkan tabloid, Radio, hinggga produksi program tv. Mereka tergabung dalam holding MQ Corporation.
Seiring mengembangkan konsep pendidikan pesantren, Aa Gym juga mulai berkosentrasi dakwahnya dengan konsep manajemen qolbu (hati), jagalah hati. Konsep dakwah yang adem dan mengutamakan akhlak menarik perhatian ummat. Ummat merasa tidak dijejali perbedaan pendapat soal tata cara ibadah melainkan hati yang bersih dan suci.
Kariernya mulai menasional saat mengisi program Hikmah Fajar di RCTI pada tahun 2000. Kesuksesan tema-tema yang disampaikan Aa Gym, pada tahun berikutnya Aa Gym memiliki program mandiri berjudul "Manajemen Qolbu".
Di tengah puncak kariernya, ia diterpa masalah keluarga. Pada tahun 2006, Aa Gym menikah lagi dengan perempuan beranak tiga, Alfarini Eridani sebagai istri keduanya. Peristiwa ini menggoncang istri pertamanya, bisnisnya, dan ummat islam pada umumnya.
Bisnis Daarut Tauhiid mulai menurun. Ummat Islam dan jamaahnya mulai berkurang yang mengikuti kegiatan Daarut Tauhid. Tak hanya itu rumah tangganya mulai prahara.
Rumah tangga Aa Gym sempat mengalami goncangan. Istri pertamanya Ninih Muthmainnah minta cerai. Pada tahun 2010, Ninih Muthmainnah menggugat cerai di pengadilan agama.Permintaan cerai kemudian dikabulkan hakim secara resmi pada bulan Juni 2011.
Namun, setahun kemudian, Aa Gym pada Maret 2012, rujuk kembali dengan Ninih. Mereka menikah kembali dengan mahar sebesar Rp5 juta. Aa Gym kembali menata rumah tangganya kembali. Perlahan dan pasti mereka membangun lagi kejayaan masa lalunya. Aa Gym pun mulai tampil lagi di media telivsi berdakwah setelah sempat vakum. Ia tampil lewat MNC TV dalam program Demi Masa bersama Aa Gym. Pada 2016, ia mengisi program jelang buka puasa Ramadan di tvOne.
Istri : Ninih Muthmainnah Muhsin