Kemampuan dalam bidang perdagangan internasional, makro ekonomi, dan ekonomi politik menempatkan dosen asal Universitas Indonesia ini menjadi Menteri Keuangan.
Pria kelahiran Jakarta, 22 Agustus 1965 adalah anak dari pasangan Chairul Basri dan Nurbaiti. Sang ayah berasal dari Rao, Pasaman, Sumatera Barat dan juga kakak dari sastrawan Asrul Sani. Sejak kecil ia memiliki cita-cita menjadi sastrawan seperti pamannya. Namun, perjalanan hidupnya berkata lain.
Memasuki usia kuliah, Muhammad Chatib Basri alias Dede justru memilih Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Berkat prestasinya, ia dinobatkan “The most outstanding student” di tingkat fakultas dan universitas.
Karena prestasinya ini pula, ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 dan S3 di Australian National University (ANU) di bidang Ekonomi. Dede menyelesaikan master ekonomi pembangun pada tahun 1996 dan doktornya pada tahun 2001.
Di tengah menempuh pendidikannya, Dede mengawali kariernya sebagai Asisten Peneliti di Department of Economics, Research School of Pacific and Asian Studies di ANU pada tahun 1994 selama 7 tahun. Selain itu, ia juga menjadi dosen dan peneliti di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM), Universitas Indonesia hingga 2001.
Sejak itu, kariernya terus naik. Ia terlibat di beberapa institusi pendidikan baik dalam maupun luar negeri. Di luar pendidikan, Chatib Basri juga terlibat sebagai konsultan di berbagai lembaga keuangan. Ia pernah menjadi konsultan di World Bank, USAID, AUSAID, OECD, dan UNCTAD, Asian Development Bank serta menjadi anggota Asia and Pacific Regional Advisory Group dari International Monetary Fund.
Tak hanya itu, Chatib Basri juga menjadi dewan komisaris di berbagai perusahaan, seperti PT Astra International, PT Indika Energy, dan Axiata Group Bhd (Malaysia).
Seiring dengan itu, karier Chatib Basri juga menanjak di jalur birokrat. Pada tahun 2004, Chatib dipercaya sebagai Penasihat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selama 1 tahun. Lalu, pada tahun 2006 ia pun menduduki kursi Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selanjutnya pada tahun 2010, karier Chatib semakin melesat. Ia menjadi anggota High Level Trade Expert Group selama setahun. Lalu di tahun yang sama, ia pun menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional Presiden RI selama 2 tahun.
Kariernya makin naik. Pada Juni 2012, ia ditunjuk sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Setahun kemudian, tepatnya 21 Mei 2013, Muhamad Chatib Basri dipilih Presiden SBY sebagai Menteri Keuangan definitive menggantikan Agus Martowardjo yang terpilih sebagai Gubernur Bank Indonesia. Chatib meneruskan Menteri Keuangan masa bakti 2013-2014.
Tak lagi jadi menteri, Chatib Basri tetap bergelut di dunia pendidikan dan penelitian. Ia menjadi dosen dalam dan luar negeri. Namanya, sempat muncul dijagokan sebagai menteri keuangan saat Jokowi terpilih sebagai presiden pada tahun 2014. (AK/DN)
KELUARGA
Orang Tua : Chairul Basri dan Nurbaiti
PENDIDIKAN
Sarjana Ekonomi, Universitas Indonesia (UI), 1992
Master of Economic Development. Australian National University (ANU), 1996
Doctor of Philosophy, Australian National University (ANU), 2001
KARIER
Asisten Peneliti di Department of Economics, Research School of Pacific and Asian Studies, ANU, (1994-2001)
Peneliti di LPEM Universitas Indonesia (1997-2001)
Penasihat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2004-2005)
Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 (2006-2010)
Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional Presiden RI (2010-2012)
Anggota High Level Trade Expert Group (2010-2011)
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) (2012)
Menteri Keuangan RI (2013-2014)
PENGHARGAAN
The most outstanding student, Universitas Indonesia