Sukses di dunia usaha, wanita profesional ini diminta membantu kinerja pemerintah. Rini Mariani Soemarno dua kali menjadi menteri di kabinet presiden yang berbeda.
Perempuan kelahiran Mayland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958 ini memiliki tiga orang anak dari hasil pernikahannya bersama Didik Soewandi, namun pernikahannya harus berhenti di tengah jalan. Sejak perpisahannya nama beken Rini Soewandi kembali menjadi Rini Soemarno.
Sejak kecil, sang ayah Soemarno selalu mengajarkan Rini untuk menjadi orang yang sederhana. Didikan ayahnya ini tidak terlepas hingga sekarang.
Pada tahun 1981, Rini mendalami studi ekonomi di Wellesley Collage, Masschusetts, Amerika Serikat, dia berhasil menyelesaikan kuliahnya dalam usia 23 tahun.
Setelah lulus, Rini magang di Departement Keuangan Amerika Serikat. Setahun kemudian, Rini kembali ke Indonesia pada usia 24 tahun dengan bekerja di Citibank Indonesia pada tahun 1982.
Karier profesional Rini diasah di Citibank. Berbagai jabatan dia duduki di perbankan ini. Puncaknya saat dia berumur 40 tahun sudah didapuk sebaga Vice President Citibank N.A, Jakarta. Setelah berkarier selama 7 tahun di Citibank, dia beralih ke dunia industri otomotif dan masuk Astra International.
Kariernya terus meroket dengan menduduki jabatan direktur utama PT Astra International. Setelah itu, berbagai perusahaan antre menunggu sentuhan tangannya. Sebut saja perusahaan yang sempat ditangani Rini adalah PT Agrakom - Bidang Bisnis Internet, PT Semesta Citra Motorindo, dan PT Kanzen Motor Indonesia.
Setelah malang melintang di dunia usaha, Rini diminta masuk ke dalam birokasi pemerintahan. Ini pertama kali baginya. Dia didapuk sebagai Wakil Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jakarta pada 1998.
Sejak itu, dia mulai sering dilibatkan dalam persoalan pemerintah. Saat Presiden Megawati terpilih, Rini diminta menjadi Menteri Perindustrian dan perdagangan dalam kabinet Gotong Royong (2001-2004).
Sejak masa jabatan Presiden Megawati berakhir, nama Rini menghilang dari dunia ke pemerintahan, sesekali terdengar namanya dalam dunia usaha. Seiring berakhirnya kepemerintahan SBY selama 10 tahun, nama Rini muncul kembali. Tepatnya, setelah presiden terpilih Jokowi mempercayakan Rini Soemarno menjadi Kepala Staf Tim Transisi. Tim ini bertugas mempercepat implementasi sembilan program nyata yang dijanjikan Jokowi saat kampnaye dengan program yang sudah ada pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Rini sukses mengemban tugas tim transisi. Tim ini mampu menyelesaikan pembahasan APBN 2015, kajian kelembagaan presiden, arsitektur kabinet, dan kelompok kerja percepatan visi-misi Jokowi-JK. Alhasil, orang dekat Megawati ini akhirnya diminta Joko Widodo untuk menjadi menteri BUMN dalam Kabinet Kerja 2014-2019.
KELUARGA
Anak : Tiga orang anak
PENDIDIKAN
Fakultas Ekonomi, Wellesly College Massachusetts, USA (1981)
KARIER
Presiden Komisaris PT Semesta Citra Motorindo, Jakarta
Pengurus Pinjaman Bank Dunia untuk Negara-negara Asia Afrika, Departemen Keuangan Amerika Serikat, USA (1979-1980)
Trainee Departemen Keuangan USA, Office of Multilateral Development Bank, USA (1981-1982)
Trainee Citibank N.A, Jakarta (1982)
Asisten Manager Citibank N.A, Jakarta (1982-1983)
Manager Citibank N.A, Jakarta (1984-1988)
Asisten Vice President Citibank N.A, Jakarta (1986-1988)
Vice President Citibank N.A, Jakarta (1988-1989)
Wakil Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jakarta (1998)
GM Finance Division PT Astra International, Jakarta (1989)
Direktur Keuangan PT Astra International, Jakarta (1990)
Direktur Utama PT Astra International, Jakarta (1998-2000)
Komisaris PT Agrakom – Bidang Bisnis Internet, Jakarta (2000)
Presiden Direktur PT Semesta Citra Motorindo (2000-2001)
Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia (2005)
Wakil Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jakarta (1998)
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong (2001-2004)
Menteri Menteri Badan Usaha Milik Negara 2014-2019