Aburizal Bakrie

pengusaha
Jakarta, 15 November 19463
s/d
Sekarang

Totalitas Aburizal Bakrie alias ARB dalam bekerja tak perlu diragukan lagi. Membawa filosofi keindonesian, kemanfaatan, dan kebersamaan, pengusaha nasional ini berhasil kembali membawa kejayaan Bakrie Group. Di tengah puncak kesuksesan, ARB mengundurkan diri dan mengabdi lewat politik. Ia mengemban amanah menjadi menteri dan ketua umum Partai Golkar.

Pria kelahiran Jakarta, 15 November 1946 ini adalah anak dari pasangan Achmad Bakrie asal Lampung dan Roosniah Nasution asal Sumatera Utara. ARB anak pertama dari empat bersaudara; Roosmania Odi Bakrie, Indra Usmansyah Bakrie, dan  Nirwan Dermawan Bakrie.

Masa ARB kecil hingga usia remaja dihabiskan di Jakarta. Lulus SMA, ia melanjutkan kuliah di jurusan elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan dia termasuk mahasiswa berprestasi dan aktif di organisasi kampus. Ia menjadi Ketua Senat Mahasiswa Elektro ITB dan Ketua Dewan Mahasiswa ITB. ARB menyelesaikan kuliah pada tahun 1973 saat usia 27 tahun.

Setelah menggondol gelar insinyur, lahir dari keluarga pengusaha, ARB memilih mencoba jadi pengusaha muda. Orang tuanya, Achmad Bakrie adalah pengusaha Lampung yang memulai bisnisnya di Teluk Betung berbisnis kopi, karet, dan lada, pada tahun 1942 dengan bendera PT Bakrie Brothers.

Sebelum bergabung ke perusahaan keluarganya, ARB sudah memiliki bakat dagang orang tuanya. Sejak kuliah di Bandung, dia berani berjualan benang layang gelasan, kaos oblong  di Pasar Senen. Dia harus bulak-balik Bandung-Jakarta untuk menjajakkan dagangannya. Setelah mencoba bisnis sendiri, ARB kembali memilih untuk fokus mengembangkan perusahaan keluarganya. 

Sejak tahun 1974, dia masuk mulai dari karyawan biasa hingga menjadi direktur utama. Dia tipe yang cepat beradaptasi dan bekerja cepat. Jaringan bisnis Bakrie berkembang pesat. Bisnisnya merambah ke bidang pertambangan, batu bara, perumahan, energi, kontraktor, telekomunikasi, informasi, industri baja, dan media massa,termasuk televisi dan dan jejaring sosial.

Sejak ayahnya meninggal pada tahun 1988, ARB dan adik-adiknya cepat bertindak mempertahankan dan mengembangkan perusahaan keluarga PT Bakrie Brothers terus tumbuh menjadi salah satu kelompok usaha nasional papan atas, dengan jumlah pegawai lebih dari 70 ribu orang.

Pasang surut dalam mimimpin bisnisnya, krisis ekonomi pada tahun 1997, ARB mengalami hidupnya dalam titik nadir. ARB menjelaskan bahwa dalam tahun-tahun ini dia dan keluarganya menjadi lebih miskin daripada pengemis.

Utang yang ditanggung jauh lebih besar ketimbang aset yang dimilikinya. Bahkan, kepemilikan saham di PT Bakrie Brothers, dari yang semula mayoritas menjadi minoritas, dengan sisa kepemilikan 2,5 persen.

Pada tahun 2001, ARB bangkit lagi. Dia berhasil membawa kembali kejayaan Bakrie Brother. Di Puncak kariernya di dunia bisnis, pada tahun 2004, dia mengakhiri memimpin Kelompok Usaha Bakrie. 

Berkat sukses menahkodai Bakrie Brothers, ARB dinobatkan oleh majalah Forbes Asia pada 2007 sebagai orang terkaya di Indonesia dan setahun kemudian menurut majalah Globe Asia pada tahun 2008, ARB orang terkaya di Asia Tenggara.

Di tengah proses kebangkitan kembali bisnis keluarganya, kehidupan ARB berubah. Ia meninggalkan dunia usaha dan masuk ke pemerintahan. 

Pada Oktober 2004, ARB dilantik sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Setelah lebih setahun sebagai Menko Perekonomian, ARB beralih tugas menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) hingga 2009.

Menjelang berakhirnya masa bakti kabinet pertama Presiden SBY pada Oktober 2004-2009, ARB memutuskan untuk terjun langsung dalam dunia politik partai. Pada Munas Golkar di Pekanbaru, Riau, ARB terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014. Dalam masa kepemimpinannya, dia sempat maju sebagai bakal calon presiden 2015.

Setelah lima tahun memimpim Golkar, ARB diminta kembali untuk menjadi Ketua Umum Golkar. Pada Munas Golkar di Bali, ARB dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Golkar periode 2015-2020. Namun, dalam waktu bersamaan ada munas Golkar di Jakarta yang memilih Agung Laksono.

Konflik kepengurusan antara hasil Munas Bali dan Jakarta berlanjut ke pengadilan. Mahkamah Agung (MA) akhirnya memutuskan yang sah kepengurusan ARB hasil Munas Bali. Meski begitu, ARB secara legowo menyetujui digelarnya Munas luar biasa (Munaslub) gabungan antara Bali dan Jakarta untuk menyelesaikan konflik partai. Ia pun tak mencalonkan kembali sebagai ketua umum.

Pada Munaslub Golkar di Bali, pada  2016, Setya Novanto terplilih menjadi Ketua Umum DPP Golkar dan ARB didaulat oleh peserta Munaslub untuk mejadi Ketua Dewan Pembina Golkar periode 2016-2019. Kehidupan ARB penuh warna. Konflik dan perjuangan selalu menghampirinya. Meski ia sudah total di dunia politik, ia tetap dikenal sebagai seorang pengusaha nasional.
 
      
KELUARGA      
Istri      : Tatty Murnitriati
Anak    : Anindya Novyan Bakrie
              Anindhita Anestya Bakrie
              Anindra Ardiansyah Bakrie
                                                      
KARIER
    Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar, 2016-2019
    Ketua Umum DPP Partai Golkar,2009 - 2014, 2014-2016
    Menko Kesra, 2005-2009
    Menko Perekonomian, 2004-2005
    Anggota Dewan Penasihat DPP Partai Golkar,2004 - 2009
    Anggota Dewan PakarICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), 2000 – 2005
    Presiden ASEAN Chamber of Commerce & Industry,1996 – 1998
    International Councellor Asia Society, 1996 – 1997
    Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) selama 2 periode,1994 - 2004
    Anggota Dewan Penasihat, International Finance Corporation,1993 – 1995
    Komisaris Utama/Chairman, Kelompok Usaha Bakrie, 1992-2004
    Presiden ASEAN Business Forum selama 2 periode,1991 – 1995
    Ketua Umum Persatuan Insinyur se-Indonesia,1989-1994
    Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri dan Industri Kecil,1988 – 1993
    Anggota MPR-RI selama 2 periode, 1988 - 1998
    Wakil Ketua Asosiasi Kerja Sama Bisnis Indonesia – Australia, 1984 – 1988
    Ketua Umum HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, 1977 – 1979
    Ketua Umum Gabungan Pabrik Pipa Baja Seluruh Indonesia, 1976 – 1989
    Ketua Departemen Perdagangan HIPMI, 1975
    Wakil Ketua Departemen Perdagangan HIPMI,1973 – 1975

 PENGHARGAAN
    Bintang Mahaputera Adipradana” dari Pemerintah Republik Indonesia, 2011
    “ASEAN Business Person of the Year” dari the ASEAN BusinessForum, 1997
    “Businessman of the Year” dari Harian Republika, 1995
    “The Outstanding Young People of the World” dari the Junior Chamber of Commerce, 1986


Berita Terkait

Kalah di Pilgub Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Megawati Hingga Aburizal Bakrie

Nasional

9 Desember 2024

Bahlil Umumkan Pengurus Golkar: Aburizal Bakrie Jadi Ketua Dewan Kehormatan

Politik

7 November 2024

Aburizal Bakrie Sebut Dunia Usaha Sekarang Banyak Kepentingan Politik

Bisnis

29 Oktober 2024

Ungkap Tantangan Dunia Usaha, Aburizal Bakrie Harap Prabowo Benahi Persaingan Tak Sehat

Bisnis

29 Oktober 2024

Anindya dan Aburizal Bakrie Puji Pidato Presiden Prabowo

Video

20 Oktober 2024
Share :