Tak pernah lelah memperjuangkan hak-hak perempuan dalam budaya Indonesia. Ia mulai terjun sebagai aktivis, advokat, hingga politikus. Hingga memasuki usianya ke 61 tahun ia tetap menjadi aktivis setelah tidak lagi sebagai anggota DPR RI.
Nursyahbani Katjasungkana lahir di Jakarta, 7 April 1955 dari pasangan Katjasungkana dan Siti Maimunah. Bapaknya seorang aktivis sementara ibunya adalah ibu rumah tangga asal Betawi. Nursyahbani menikah dengan Gito Prastowo dan bercerai. Dari pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak.
Meski lahir di Jakarta, masa kecil dan remajanya ia lalui di daerah Jawa Timur. Nursyahbani yang saat itu baru berumur 6 bulan ikut berpindah rumah bersama keluarganya ke Madura dan pindah lagi ke daerah Sampang, baru kemudian ia berpindah ke Pasuruan. Pendidikan SD-nya ia selesaikan di Pasuruan, sementara SMP dan SMA-nya ia pindah ke Malang, Jawa Timur.
Saat usia 18 tahun, Nursyahbani meneruskan jenjang pendidikan S1-nya di Surabaya, Jurusan Hukum di Universitas Airlangga (Unair). Setelah lulus, karier pertamaya ia ukir sebagai seorang pengacara di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) selama setahun. Nursyahbani pertama kali masuk ke dalam ranah aktivis hukum sebagai wakil dikrektur LBH Jakarta selama tiga tahun dan mulai serius terlibat mengenai kasus-kasus perempuan.
Ia juga aktif di berbagai organisasi. Ia aktif di organisasi Work Group Coordinator of Indonesia NGO Forum on Women. Ia memimpin proyek penelitian tentang gender dan akses kepada keadilan, yang disponsori oleh APWLD, Kuala Lumpur dan menjadi konsultan hukum untuk program advokasi peran dan posisi perempuan di Solidaritas perempuan sejak 1990.
Kariernya terus naik dengan banyak kegiatan di lapangan. Ia juga didaulat sebagai sekjen Koalisi Perempuan untuk Keadilan dan Demokrasi, Board Member of Women Law and Development International, dan pada tahun 1998, ia menjadi anggota Komisi Nasional Kekerasan terhadap Perempuan.
Setelah malang-melintang di dunia aktivis perempuan, Nursyahbani terjun ke dunia politik praktis. Ia menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, disebutkan dalam situs DPR RI, dari Dapil Jawa Timur untuk periode 2004-2009. Setelah tak di DPR, ia kembali ke habitat lamanya, advokat dan aktivis perempuan.
KELUARGA
Suami : Gito Prastowo (cerai)
Anak : Moch Gamal Nasser, Moch Reza Kacawijaya dan Giany Amorita Prastiwi.
Orang Tua : Katjasungkana dan Siti Maimunah
PENDIDIKAN:
SD, Pasuruan, 1961-1966
SMP, 1966-1969
SMA, Malang, 1969-1973di
Universitas Airlangga, Surabaya ,1973-1978
KARIER
Pengacara di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, 1980-1981
Wakil Direktur LBH Jakarta, 1984-1987
Anggota Komisi Nasional Kekerasan terhadap Perempuan (1998-sekarang)
Sekretaris pertama Jenderal KPI (Koalisi Perempuan Indonesia) untuk Keadilan Dan Demokrasi, 1998-2004
Anggota DPR RI tahun 2004-2009 dari Partai Kebangkitan Bangsa dari Propinsi Jawa Timur
Organisasi Work Group Coordinator of Indonesian\'s NGO Forum on Women
Sekjen Koalisi Perempuan Untuk Keadilan dan Demokrasi
Board Member of Women Law and Development International