Dunia radio mengantarkan Alfito menjadi jurnalis. Dari reporter hingga menjadi pembaca berita di sejumlah televisi. Puncaknya, ia menjadi petinggi media.
Pria kelahiran Jakarta, 17 September 1976 ini mengawali kariernya di dunia boradcasting saat masih menjadi mahasiswa. Saat duduk di bangku kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Alfito mencoba menjadi penyiar Radio Suara Kejayaan (SK) 101,6 FM. Itu ia lakukan dari tahun 1996 hingga 1999.
Di pengujung kuliahnya di jurusan Akutansi selesai, ia bergabung dengan SCTV pada 2000. Alfito memulai karier jurnalistiknya di sini pada program berita, Liputan 6 dibawah komando wartawan senior Karni Ilyas. Ia awali liputan di lapangan hingga menjadi presenter.
Pada 2007, suami dari Rencany Indra Martani ini pindah ke Lativi yang berubah menjadi tvOne. Lagi-lagi di sini, ia ikut merintis bersama Karni Ilyas menjadikan tvOne sebagai tv berita.
Alfito mencoba mengemas program berita dan current affairs. Tugas utamanya sebagai presenter pun tak ia lupakan. Bahkan ia pun dibuatkan program untuk dirinya dengan nama Alfito Show. Atas dedikasinya, Alfito didapuk sebagai pemenang Panasonic Award 2010 untuk katagori News Talkshow.
Setelah 8 tahun bersama tvOne, ia keluar dan bergabung dengan CNN Indonesia pada 2015. Ia diberi posisi sebagai Direktur CNN Indonesia, anak usaha dari CT Group. Tak hanya itu, ia juga diberi kepercayaan menjadi Pemimpin Redaksi detik.com pada 2019.
Berkat kemampuannya di bidang broadcasting, lulusan magister Komunikasi Politik UI ini juga diminta untuk mengisi beragam kegiatan. Ia menjadi pembicara seminar, pembawa acara, dan tenaga pengajar di berbagai kampus.
Bahkan berkat netralitasnya sebagai wartawan, Alfito ditunjuk menjadi moderator debat cagub di Pilgub DKI Jakarta pada 2017. Tak hanya itu, ia juga diminta memandu acara debat Pilpres 2019 antara Cawaprus Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno yang digelar di Jakarta, 17 Maret 2019. (DN) (Photo/Instgaram/AlfitoDeannova)