Michelle Ziudith Jijik Lihat Akting Sendiri di Masa Lalu

Bintang film One Fine Day, Michelle Ziudith
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Magic Hour merupakan film layar lebar kedua yang diperankan oleh Michelle Ziudith pada tahun 2015 silam. Film garapan Screenplay Films tersebut, bisa dibilang sukses dengan jumlah penonton hampir mencapai satu juta pasang mata. 

Kini, layanan hiburan terkemuka di dunia, iflix mengangkat kelanjutan cerita Magic Hour ke dalam delapan buah serial bersambung. Saat tayang pada Senin kemarin, 18 Desember 2017, server iflix mengalami crash akibat tingginya antusias penonton.

Secara eksklusif, Michelle Ziudith membeberkan kepada VIVA perbedaan yang dirasa saat kembali memerankan sosok Raina. Lucunya, aktris berusia 22 tahun ini mengaku malu saat menonton kembali film Magic Hour. 

“Sebelum mulai syuting ada yang namanya reminder, kita nonton ramai-ramai coaching lagi. Film itu kan empat tahun lalu ya. Aku pas nontonnya juga jijik liat diri aku, kok bisa akting menye-menye gitu ya,” serunya sambil tertawa.

Kesulitan terjadi, karena Michelle kini sudah lebih dewasa, sedangkan karakter Raina empat tahun lalu masih sama dengan karakter aslinya kala itu. 

“Sekarang aku lebih susah memerankan Raina. Kalau dulu aku mikirnya, ‘ih gampang enggak jauh dari karakter asli aku dulu’. Kalau sekarang, lebih susah. Sekarang aku sudah gede, lebih dewasa,” sambungnya.

Di awal proses syutung, Michelle juga mengaku sering melakukan kesalahan, karena sulit memerankan karakter Raina yang ekspresif.

“Pas aku awal syuting series salah-salah mulu take-nya kayak terlalu dewasa, jaim, kalau Raina tuh lebih ekspresif dan itu susah untuk ingat Raina dulu seperti apa. Aku harus dengar lagu Magic Hour, terus lebih sering ngobrol sama Dimas (Dimas Anggara) yang dulu uda ada di hidupnya Raina,” jelasnya.

Sekadar informasi, Magic Hour: The Series masih disuradarai dengan Asep Kusdinar dan Titi Sari sebagai penulis skenario, sama seperti filmnya. Original series pertama iflix ini menjadi serial yang wajib ditonton, karena kualitas sinematografi yang sama baiknya dengan film. (asp)