Melestarikan Budaya Betawi Ala Keluarga Benyamin S
- VIVA.co.id/Danar Dono
VIVA – H Benyamin Sueb dikenal sebagai tokoh Betawi yang juga merupakan pelawak legendaris. Almarhum meninggalkan Yayasan Benyamin Sueb (YBS) untuk melestarikan budaya-budaya Betawi.
Ketua Yayasan Benyamin Sueb, Beno Rahmat Benyamin, yang juga merupakan anak dari almarhum mengatakan, budaya Betawi merupakan nilai yang berkeadilan sosial dan mengedepankan musyawarah mufakat serta religius.
“Nilai-nilai budaya Betawi yang terbuka, religius, berkeadilan sosial, dan mengedepankan musyawarah untuk mufakat, adalah cerminan Pancasila sebagai dasar negara," katanya di acara Deklarasi Betawiisme di Yayasan Benyamin Sueb, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 10 November 2017.
Ia melanjutkan budaya Betawi terbukti telah berkontribusi terhadap persatuan dan kestabilan sosial. Beno juga mengatakan bahwa ke depannya, nilai budaya Betawi harus tetap hidup dan menjadi perekat di tengah masyarakat Jakarta yang heterogen.
“Nilai-nilai budaya Betawi ini diharapkan terus hidup dan menjadi perekat warga Jakarta yang berasal dari berbagai suku, bangsa dan agama” katanya.
Untuk melestarikan nilai dan budaya Betawi di Jakarta, Yayasan Benyamin Sueb, dengan semangat Betawiismenya melakukan lima langkah untuk mengendapan nilai dan budaya Betawi, antara lain:
1. Promosi dan pemasaran dilakukan dengan menekankan pada rasa bangga menjadi bagian dari warga Jakarta yang berbudaya, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dengan mengoperasionalisasikan kebijakan agar hotel dan restoran serta tempat-tempat umum di Jakarta untuk menampilkan Seni Budaya Betawi secara periodik maka sama halnya memberikan “panggung” yang berdampak ekonomi bagi pelaku seni budaya Betawi.
3. Pembinaan bagi pelaku seni budaya Betawi melalui berbagai kegiatan reguler berupa lomba, festival dan ajang pencarian bakat untuk berlangsungnya proses regenerasi yang sehat.
4. Melalui promosi dan pemasaran seni budaya Betawi lewat metode marketing by experiences, memberi kesempatan bagi warga negara asing untuk belajar dan berlatih seni budaya Betawi untuk kemudian ditampilkan dalam sebuah pagelaran akbar di hadapan duta besar negara-negara sahabat. Sebuah pendekatan promosi dan pemasaran yang akan meningkatkan kecintaan kepada budaya betawi, tidak hanya bagi warga negara asing, namun juga warga negara Indonesia.
5. Melalui kemitraan dengan media massa, upaya pelestarian budaya Betawi dilakukan secara terus menerus lewat bahasa, seni musik, iklan layanan masyarakat, pemberitaan dan promosi berbagai kegiatan budaya.