Guruh Soekarnoputra Tak Pernah Anggap Soeharto Presiden RI
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Musisi ternama Indonesia, Guruh Soekarnoputra menuding pemerintahan orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto tak hanya berpengaruh pada kondisi ekonomi dan politik Indonesia, tapi juga berdampak pada kondisi kebudayaan, tak terkecuali musik.
Menurut putra bungsu Presiden pertama RI, Soekarno, orde baru menjadi salah satu penyebab malapetaka bagi kebudayaan dan musik Tanah Air.
"Buat saya, zaman orba itu awal mulanya petaka. Dan itu masih berlaku bahkan buahnya itu, sampai sekarang. Saya enggak anggap Soeharto itu Presiden," kata Guruh di Archipelago Festival, di Jakarta Selatan, Sabtu 14 Oktober 2017.
Guruh mengatakan, akibat malapetaka musik itu, terjadilah krisis kebudayaan. "Gara-gara petaka orba itulah, buat yg mengerti, kita mengalami krisis kebudayaan. Gara-gara petaka orba itulah, buat yang mengerti, kita mengalami krisis kebudayaan," katanya.
Guruh menuturkan, dengan masuknya modal dan pengaruh asing pada saat orde baru, hal ini membuat kondisi budaya Indonesia kian terkikis. Menurutnya, masa orde baru membuat banyak masyarakat Indonesia menjadi ke-barat-baratan.
"Di bidang musik, akhirnya timbul komersialisasi musik. Itu karena betapa sudah merasuknya komersialisasi dan liberalisme," ujar Guruh.
Meski demikian, Guruh juga mengakui bahwa saat kecil dirinya sempat tidak setuju dengan kebijakan sang ayah yang begitu anti dengan musik barat. Namun belakangan dia paham, bahwa hal itu untuk tetap menjaga budaya dan juga bahasa Indonesia