Jejak Tari Topeng di Generasi Ketiga Mimi Rasinah

Aerrli Rasinah, generasi ketiga dari penari topeng Cirebon Mimi Rasinah
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Shintaloka Pradita Sicca

VIVA.co.id – Maestro tari topeng Cirebon, Rasinah, telah lama wafat. Namun sanggar tari topeng peninggalan wanita yang akrab  disapa Mimi Rasinah itu masih berdiri di Indramayu, Jawa Barat. 

Berdiri sejak 1999, sanggar itu bernama Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah.  Adalah Aerrli Rasinah, generasi ketiga dari Mimi Rasinah, yang meneruskan jejak seni tari tradisional di sanggar tersebut.

Ada beberapa jenis seni tari topeng yang diajarkan di sana. Di antaranya tari topeng Panji. Tarian itu menggambarkan bayi yang baru lahir, suci dan tenang, walaupun musik mengalun kencang. Kemudian, tari Samba yaitu tarian dengan gerakan sedikit genit, menggambarkan seorang anak gadis yang mulai tumbuh. Selanjutnya, tarian Rumyang yang menggambarkan anak yang mulai tumbuh dewasa. 

Juga ada tari Temenggung yang menggambarkan suatu kedudukan kepemimpinan. Kemudian tarian Klana, yang dibedakan menjadi tari Gandrung dan tari Udeng. Tari Gandrung menggambarkan kebijaksanaan dan tari Udeng menggambarkan level karakter kebijakan yang lebih tinggi. 

Ada lima kelas tari dalam sanggar ini. Jumlah murid setiap kelas ada sekitar 50 orang. "Kelas satu pembentukkan karakter dasar yang awalnya enggak bisa nari. Ada ujian per tahun, biasanya di Desember. Kalau pertemuannya seminggu sekali karena enggak mau ganggu sekolah," ujar Aerrli di Indramayu, Jawa Barat, Jumat, 25 Agustus 2017.

Untuk mendapatkan pendidikan seni di sana, ada murid yang membayar, ada juga yang tidak. Bagi yang membayar cukup mengeluarkan Rp15 ribu per pertemuan. "Yang tidak bayar itu untuk pendidikan sosial. Banyak yang gratis, untuk anak yatim/piatu, kurang mampu," ujar Aerrli. 

Tak hanya tari yang diajarkan di sanggar itu. Para anak didik juga mendapatkan pelajaran gamelan. Terdapat sekitar 11 orang anak dalam satu kelas gamelan.

Hingga saat ini, berbagai negara telah dijamah Aerrli maupun para anak didik. Terakhir pada 8-23 Agustus melakukan pentas di Jepang dalam Festival Budaya untuk mendukung korban tsunami 2012. 

Selain memberdayakan anak-anak untuk pendidikan seni tradisional, pihaknya juga mengembangkan sisi ekonomi dengan berwirausaha. Caranya, dengan memproduksi kostum tari dan gantungan kunci tentang seni tari topeng, sebagai usaha berkesinambungan. 

Ada sekitar 20 pengrajin di sana.  Karya topeng dapat dijual dari kisaran termurah Rp25 ribu hingga Rp3 juta, tergantung bahannya, kertas atau kayu. "Dari situ kita ambil untung enggak banyak, sekitar 25 persen," ujarnya.  

Pengembangan kerajinan topeng dibantu oleh berbagai stakeholder, seperti pemerintah daerah dan swasta, salah satunya dari PT Pertamina EP pada 2016. Ke depannya, berbagai produk panganan khas dari pemberdayaan warga juga akan dijual di galeri Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah.