Minta Maaf Soal SNSD, Petisi untuk Elly Risman Tetap Jalan
- 515sunnyday
VIVA.co.id – Cuitan psikolog Elly Risman soal rencana kedatangan girlband Korea, SNSD ke Indonesia sempat bikin geger. Saat itu, psikolog yang sering dijadikan panutan orangtua dalam pengasuhan anak, menyebut girlband Korea yang beranggotakan Taeyon, Yoona, Sooyoung, Hyo Yeon, Yuri, Sunny, Sohyun, Tiffany sebagai simbol pelacur dan seks.
Sebab, mengira girlband tersebut diundang untuk mengisi acara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Elly menilai, SNSD tak pantas jika diundang dalam momen peringatan Kemerdekaan RI.
Nama Elly Risman, bahkan sempat jadi sorotan media asing karena protesnya. Tak hanya kicauannya yang jadi sorotan, adanya artikel dari media asing tentang psikolog ini akhirnya semakin membuat penggemar K-Pop dan Sone (sebutan untuk penggemar SNSD) meradang. Petisi akhirnya dibuat yang isinya menuntut Elly meminta maaf atas cuitannya beberapa waktu lalu.
Entah karena petisi, atau memang menyadari kesalahannya, Elly akhirnya menulis permintaan maaf-nya melalui beberapa kicauan di akun Twitter.
"Saudara sekalian, setelah mempelajari respon atas tweet saya Sabtu lalu, saya dapat memahami perasaan marah dan kecewa saudara," tulisnya pada 1 Agustus 2017 lalu.
"Jujur saat itu saya memberi pernyataan tergesa-gesa, sehingga tidak sempat melakukan riset secara mendalam tentang Girlband," lanjutnya lagi.
Elly pun mengakhiri tulisannya dengan permintaan maaf. "Sehingga saya menggeneralisir Girlband Korea berdasarkan info media begitu saja," tulisnya lagi.
Beberapa warganet menanggapi dingin permintaan maaf Elly ini, bahkan sampai saat ini petisi yang menuntut permintaan maaf dari Elly masih terus dikumpulkan. Dari laman Change.org, bisa dilihat dari 10 ribu tanda tangan, petisi ini hanya kurang dari 1.450 tanda tangan lagi untuk akhirnya akan dikirim pada Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Elly Risman sendiri.
Seperti diketahui, girlband Korea Selatan, SNSD akan ke Jakarta. Rencana kedatangannya langsung menuai pro kontra. Awalnya, girlband yang tahun ini merayakan 10 tahun debut mereka di industri musik K-Pop tersebut, diberitakan akan mengisi perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf segera mengklarifikasinya. SNSD akan datang untuk memeriahkan Countdown to Asian Games 2018, acara hitung mundur jelang perhelatan olahraga akbar se-Asia, di mana Indonesia jadi tuan rumahnya, yang kebetulan sama-sama jatuh di bulan Agustus.
Pengumuman menghebohkan itu pun sempat ditanggapi secara sinis oleh psikolog Elly Risman. Lewat akun Twitternya, Elly melayangkan protesnya kepada pemerintah.
"Apa kita kehabisan stok mahakarya dari seniman super kreatif kita, sampai bapak undang simbol seks & pelacuran di hari proklamasi," tulis @ellyrisman yang membuat ramai jagat maya, 29 Juli 2017.
"Wahai bapak Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia! Ada apa dibalik rencana bapak undang band simbol seks dihari proklamasi?" cuitnya lagi.
Kicauan Elly Risman tersebut mendapat tanggapan negatif dari pengguna Twitter, terutama para K-Popers. Mereka tak terima, jika SNSD disebut sebagai simbol seks. Ramainya percakapan di media sosial tersebut mengundang perhatian dunia.
Koreaboo, salah satu situs berita tentang artis Korea menulis artikel yang mengangkat kisruh undangan Bekraf untuk SNSD tersebut, Senin, 31 Juli 2017 lalu.
Triawan Munaf sendiri sudah meluruskan maksudnya pada Elly Risman.
"Wahai Ibu Elly, kami TIDAK mengundang band ke acara hari Proklamasi. Ini utk acara 'Countdown to Asian Games 2018'," tulis Triawan. (asp)