Vokalis The Sigit akan Jembatani Para Musisi Muda
- ist
VIVA – Vokalis band The Sigit, Rekti Yoewono yang kembali didapuk sebagai juri kategori musik, dalam ajang Dare To Be The Next Superstar (DTBTNS) Season 2. Ia melihat, ajang ini bakal lebih menarik dan penting untuk diikuti oleh musisi-musisi muda yang belum berhasil mengorbit ke ‘permukaan’.
Menurut pria berambut gondrong ini, DTBTNS Season 2 bisa menjadi jembatan bakat-bakat terpendam untuk menampilkan karya-karya mereka dan lebih dikenal publik secara luas.
"Di era digital ini semua orang dimudahkan berkarya dan menampilkan karyanya. Dengan begitu maka dibutuhkan juga sebuah wadah kurasi untuk menjaring talenta-talenta yang menarik dan punya kualitas. Di DTBTNS tahun lalu saya dipertemukan dengan talenta muda yang andal-andal. Dan terbukti juga kalau peserta tahun lalu juga sudah ada yang mulai aktif berkarir dan mulai mandapatkan perhatian dari penyuka musik yang sesuai target market mereka masing-masing," ujar Rekti.
DTBTNS Season 2 akan bergulir di dua kategori yakni kategori musik dan kategori visual art. Supermusic menempatkan sosok-sosok kompeten dan populer di bidangnya masing-masing.
Untuk lineup juri di kategori musik diisi oleh musisi & vokalis ada Rekti Yoewono, penata musik Ronald Steven, dan pegiat musik & bisnis Nadia Yustina. Sedangkan kategori art diisi oleh jajaran seniman visual dan ilustrator papan atas yaitu Oom Leo, Popo Mangun, Hana Madness, Bunga Fatia, dan Streoflow.
"Di season kedua ini ada inovasi dari sisi line up juri, yaitu di kategori visual art kami menambah slot hingga menjadi 5 juri. Kelima juri di kategori visual art berasal dari disiplin seni rupa yang berbeda-beda," kata Perwakilan Supermusic, Nathaniel W Utomo.
"Ini didasari perkembangan seni visual yang pesat dan dinamis, sehingga perspektif penilaian juri kami harap bisa lebih luas. Sedangkan di kategori musik, panel juri diisi oleh sosok-sosok yang mewakili kompetensi dari sisi musisi, music arranger, dan praktisi industri," sambungnya.
Sementara itu, Oom Leo menyebut DTBTNS Season 2 bisa menjadi batu loncatan penting bagi seniman visual berbakat untuk mempresentasikan sekaligus meletakan pondasi kuat untuk karya mereka ke mata publik. Seniman visual multi-platform ini menganggap, dengan adanya konsep kurasi yang menjadi rangkaian proses penjurian di ajang ini merupakan sebuah elemen ‘sakral’ yang jarang ditemukan dan menjadi nilai plus.
"Di level lokal maupun dunia saat ini, udah enggak banyak wadah dan gelaran masif yang menggunakan pola kurasi serta metode penilaian untuk memilih karya-karya yang kelak akan dipresentasikan kepada publik. Kemudahan akses dan arus informasi terkini menyebabkan kegiatan penciptaan karya lebih bersifat 'pintas'. Mencapai publik yang lebih luas tanpa harus mengalami beragam proses awal berupa kritik, diskusi, bahkan inspirasi dan aspirasi di tahap penciptaan," kata pemilik nama asli Narpati Awangga.