Semangat Anto Hoed Cari Komponis Muda Berbakat
- VIVA/ Isra Berlian
VIVA – Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) melalui Komite Musik kembali menyelenggarakan program Pekan Komponis Indonesia 2018. Sebuah program tahunan yang sudah dimulai sejak tahun 1979 yang pada awalnya dikenal sebagai Pekan Komponis Muda.
Menurut Ketua Komite Musik Dewan Kesenin Jakarta, Anto Hoed penyelenggaraan yang sempat terhenti di tahun 2017 ini memiliki tujuan untuk memberikan opsi atau pilihan di dunia musik. Mengingat kata dia, pada kenyataannya bahwa industri musik di Indonesia sangat buruk karena tidak memiliki opsi atau pilihan bagi pelaku musik.
Dengan adanya program ini diharapkan bisa merangsang ide-ide baru yang kreatif bagi komponis muda.
“Belajar kan enggak gampang, ini memberikan kesempatan kepada anak-anak yang muda mendapatkan wawasan sehingga bisa create sesuatu,” kata dia saat ditemui di Salihara Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dia memaparkan mengenai kualitas komponis muda yang ada di Indonesia, dinilainya sangat seragam. Berbeda dengan komponis yang ada di negara lain yang memiliki beragam karakter.
“Kita lihat kalau di acara pencarian bakat itu sama semua. Beda dengan pencarian bakat di Amerika mereka beragam karakternya. Enggak baik untuk kreativitas, kalau beragam akan bisa mengisi satu sama lain,” kata suami Melly Goeslaw ini.
Untuk diketahui, pada Maret lalu, Komite Musik DKJ membuka kesempatan bagi komponis muda untuk menjadi bagian dari program ini. Setidaknya DKJ telah mengkurasi hingga 65 karya musik elektronik dari 57 calon peserta yang mendaftar. Dari situ terpilihlah 11 komponis muda yang tampil dalam konser Karya Komponis mulai 2-4 November 2018 di Komunitas Salihara Jakarta Selatan.
Kesebelas komponis muda itu antara lain Agung Hero Hernanda, Avant Garde Dewa, Dinar Rizkianti, Gema Swaratyagita, Julian Abraham Marantika, Luthfan Hawari, Rangga Purnama, Tesla Manaf, Nahwand Sona, dan Willyday Onamlay.