Di 'Secret Geometry', Indra Lesmana Bicara soal Alien

Indra Lesmana
Sumber :
  • myspace.com/indralesmanamusic

VIVA – Musisi Indra Lesmana hadir kembali dengan band barunya, Indra Lesmana Project atau ILP, dengan mengusung aliran progressive metal yang sama sekali keluar dari imejnya selama ini sebagai musisi jazz.

Bahkan, band yang baru dibentuknya sejak akhir tahun lalu itu sudah mengeluarkan mini album bertajuk 'Secret Geometry', yang sudah bisa didengar di sejumlah layanan platform musik digital.

Saat ditanya konsep apa yang dibawanya di mini album perdana ILP itu, Indra menjelaskan bahwa ada cerita mengenai dua kekuatan alien yang bertolak belakang, yang menjadi ide cerita dan garis besar dari konsep albumnya tersebut.

"Di album 'Secret Geometry' ini terbagi menjadi empat cerita, di mana keempatnya menceritakan tentang datangnya dua alien ke muka Bumi," kata Indra saat ditemui di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu 27 Juni 2018.

Kedua Alien itu, lanjut Indra, merupakan representasi dua kekuatan berbeda, yang saling mencoba untuk menyebarkan pengaruhnya kepada para penduduk Bumi.

"Alien yang satu memberikan virus jahat, dan ada alien baik yang memilih orang-orang tertentu, yang berpendapat bahwa (virus) itu harus dilawan. Jadi ceritanya anak-anak ILP ini adalah bagian dari yang tercerahkan oleh kekuatan alien kedua itu," kata Indra.

Indra mengaku, konsep unik semacam ini merupakan nyawa yang harus dimiliki dalam sebuah album musik beraliran progresif.

Sebab, selain menampilkan kerumitan nada dan kord yang berada di luar estetika bermusik pada umumnya, progressive metal semacam ini harus lah menyuguhkan cerita yang bisa dinikmati oleh para pendengarnya.

"Musik progresif itu kan bukan hanya rumit, tapi selalu ada cerita. Nah para pendengarnya kan juga mau dapetin experience-nya saat mendengarkan musik itu," ujarnya.

Sebagai gambaran, progressive metal yang diusung Indra Lesmana di ILP ini akan terdengar familiar bagi para penikmat musik, yang terbiasa akrab dengan band-band seperti Rush, Dream Theater, atau bahkan Liquid Tension yang sama-sama memainkan nuansa progresif serupa.

Suka dengan Sabyan Gambus? Terharu, Nissa Sabyan sampai nangis di depan ribuan penggemarnya. Lihat di video ini.