Pengakuan Talitha Curtis Buat Lima Tato dalam Sehari karena Depresi

Talitha Curtis
Sumber :
  • IG @talithacurtis_

Jakarta, VIVA – Nama Talitha Curtis kembali menjadi sorotan publik setelah berbagai kisah hidupnya yang penuh lika-liku menjadi viral. Setelah sebelumnya dikenal sebagai artis FTV yang sukses dan belakangan beralih profesi menjadi penjual risol dan rice bowl, Talitha kembali menarik perhatian dengan pengakuannya mengenai perjuangannya melawan depresi.

Saat berbincang bersama Feni Rose di sebuah podcast, Talitha Curtis bercerita tentang masa-masa tergelap dalam hidupnya, di mana ia merasa benar-benar hancur akibat berbagai tekanan hidup. Salah satu momen paling menyakitkan baginya adalah ketika ibunya kabur dari rumah tanpa kabar. Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya. 

Talitha Curtis Cerita Keinginan Sederhana Bersama Ibu Angkat

Photo :
  • YouTuber Feni Rose Official

Kondisi tersebut membuatnya harus memikul tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga sejak usia yang sangat muda. Di tengah tekanan yang begitu berat, Talitha mengaku sempat melampiaskan rasa sakitnya dengan cara yang merusak diri sendiri. 

Ia terjerumus dalam pergaulan bebas, kehidupan malam, dan akhirnya memilih untuk membuat tato sebagai salah satu bentuk pelarian dari rasa sakit emosional yang ia rasakan.

“Udah nggak ada dia (ibu) aku hancurin aja diriku dengan pergaulan bebas dengan kehidupan dunia malam gitu-gitu. Nongkrong sama temen-temen nggak pernah pulang segala macem, nato (pasang tato),” ungkap Talitha Curtis yang dikutip pada Selasa, 24 Desember 2024. 

Talitha Curtis

Photo :
  • IG @talithacurtis_

Lebih lanjut, Talitha menceritakan bahwa keputusannya untuk membuat tato juga dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk berhenti melakukan self-harm. Menurutnya, setiap kali ia merasakan sakit emosional yang mendalam, ia akan memilih untuk membuat tato baru di tubuhnya sebagai bentuk pengalihan.

“Alasan aku bertato karena aku mau berhenti self harm aku sih saat itu, karena waktu aku self harm itu kan aku menghindari pertanyaan orang (yang melihat luka-luka di tangannya), aduh aku nggak mau deh diperhatiin kayak gitu,” jelasnya.

“Setiap aku punya rasa sakit aku langsung nato, aku sehari bisa nato empat sampe lima dalam satu waktu,” tandasnya. 

Bagi Talitha, tato bukan hanya sekadar gambar permanen di tubuh, tetapi juga menjadi simbol perjuangannya melawan masa lalu yang kelam. Meski masa lalu itu penuh luka, Talitha kini mencoba bangkit dan menjalani hidup yang lebih positif dengan fokus pada usaha kecilnya dan memperbaiki hubungannya dengan keluarga.