Jelita Ramlan Berhasil Turunkan Berat Badan dari 160 Kg Jadi 95 Kg, Ternyata Ini Rahasianya
- YouTube
Jakarta, VIVA – Jelita Ramlan, adik dari Olla Ramlan berhasil menurunkan berat badan dari 160 kg menjadi 95 kg. Diakuinya penambahan berat badan semakin drastis saat pandemi COVID-19.
"Setelah aku melahirkan lalu COVID, kerjaannya makan tidur, makan tidur, saat imunisasi anak nimbang 160 kg aku syok," kata Jelita.
Saat tahu berat badannya melonjak drastis, Jelita langsung menjalani berbagai macam diet. Berhasil menurunkan berat badan, tetapi tak memuaskan. "Dari situ diet diet diet, segala jenis diet udah dicoba, yang paling berhasil pada saat itu green eating mentok berat badan 135 kg. No sugar, no tepung, no minyak, capek gak. Kubawa Tupperware isinya dada ayam rebus, sayuran rebus, itu doang yang dimakan gimana rasanya, capek gak, capek banget," katanya saat tampil di Podcast Melaney Ricardo.
Tak hanya suka makan, Jelita mengakui penggila berat cokelat dan roti. Kebiasaan mengkonsumsi rot dan cokelat sangat sulit ditinggalkan. "Aku gak bisa hidup tanpa cokelat dan roti," katanya.
Sejak kecil Jelita memang memiliki tubuh yang gemuk. Bahkan banyak orang tidak percaya jika Jelita adalah adik kandung dari Olla Ramlan. Jelita menyadari dia mengalami obesitas yang sangat berisiko mengalami diabetes dan penyakit berbahaya lainnya. Untuk itu, dia menyadari harus melakukan perubahan.
"Gw bersyukur sekarang bisa duduk ngelipat kaki. Paling gak enaknya jadi orang obesitas, jalan ke mal 5 menit duduk. Kalau sekarang jalan jauh bisa," katanya.
Sadar pola hidupnya harus berubah dan berat badannya harus diturunkan, Jelita akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi bariatrik. Tujuannya, bukan menjadi kurus bak model, dia hanya ingin memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
"Emang aku melakukan ini bukan untuk jadi kurus kayak model. Kurus itu bonus deh, tapi aku melakukan ini karena untuk punya kualitas hidup yang lebih sehat. Sekarang ukuran baju XL dan sebelumnya 4XL."
"Gw baypass, lambungnya dipotong ususnya dipendekin. Gak ada pilihan lain melakukan bariatrik, potong lambung. Kalau tempatnya gak dikecilin bakal makan terus, lapar terus. Sekarang gw makan cuma sekali sehari 2 sendok nasi. Asupan lainnya susu protein, ngemil kacang. Maksimal 2 sendok nasi, selebihnya gak bisa masuk lagi. Operasinya cuma 2 jam, luka nya kecil cuma 2 cm," ceritanya.
Meski telah sukses menurunkan berat badan menjadi 95 kg, rupanya Jelita sempat mengalami depresi. "Yang jadi masalah lakukan bariatrik itu mentalnya. Dua bulan lo gw depresi. Mata dan keinginan tidak berubah, lihat makanan tetap. Tapi sekarang gak ada tempatnya. Abis Bariatrick gw depresi, sampai nangis setiap lihat makanan, karena gw tahu gw pernah makan makanan itu. Makanan itu enak," katanya.
Untuk itulah katanya, penting adanya pendampingan psikolog meski telah sukses menjalani operasi bariatrik. Saat operasi berat badannya 135 kg, setelah 5 bulan operasi berat badannya turun drastis sebanyak 40 kg. Dan kini berat badannya 95 kg.
"Bariatrik ini hanya membantu menurunkan berat badan, jadi kalau tidak merubah pola hidup, akan kembali lagi."
Jelita bangga kini memiliki tulang leher. Meski begitu, dia masih berusaha untuk menurunkan berat badannya hingga 80 kg. "Ini udah okelah, tapi nanti pengen sampai 80 kg," ujarnya.
Setelah menjalani bariatrik ada beberapa titik di bagian tubuh yang meninggalkan kulit bergelambir. Saat berat badan 80 kg, Jelita akan menjalani operasi untuk menghilangkan kulit-kulit yang bergelambir. "Jadi tunggu perubahan aku setelah berat badan 80 kg," katanya.