Lina Mukherjee Cerita Pengalaman di Penjara, Ngaku Lebih Hati-hati
- ANTARA / Nova Wahyudi
Jakarta, VIVA – Lina Mukherjee kembali mencuri perhatian publik. Setelah menjalani hukuman penjara selama dua tahun akibat kasus penistaan agama, ia kini resmi bebas bersyarat pada 3 November 2024. Kasus yang menyeret selebgram bernama asli Lina Lutfiawati ini bermula dari sebuah konten yang memperlihatkan dirinya makan daging babi sambil mengucapkan basmalah, yang kemudian dianggap melanggar norma agama. Majelis hakim pun memutuskan bahwa tindakannya menyebarkan informasi tersebut berpotensi menimbulkan kebencian terhadap kelompok tertentu berdasarkan agama.
Sebagai bagian dari putusan, Lina juga dijatuhi denda sebesar Rp250 juta. Apabila tidak mampu membayar, ia diharuskan menjalani tambahan tiga bulan kurungan. Namun, karena berkelakuan baik selama menjalani hukuman, Lina mendapatkan remisi dan hanya menjalani sekitar 1 tahun 5 bulan dari masa pidananya.
Dalam sebuah wawancara eksklusif di kanal YouTube MAIA ALELDUL TV pada 4 Desember 2024, Lina menceritakan pengalamannya selama berada di balik jeruji besi. Ia mengaku mendapatkan remisi karena berkelakuan baik dan hanya menjalani 1 tahun 5 bulan dari total hukuman yang dijatuhkan.
Selama di penjara, Lina tidak hanya menjadi tahanan, tetapi juga seorang guru dan mentor. Ia mengajar Bahasa Inggris, belajar merajut, dan bahkan mendapat julukan "pacak galo-galo" dari para narapidana lain, yang berarti serba bisa dalam Bahasa Palembang. "Orang lapas itu bilang, Lina Mukherjee itu Bahasa Palembangnya ‘pacak galo-galo,’ jadi semua bisa," ujarnya.
Namun, kebebasannya juga diwarnai rasa canggung. Lina mengaku takut melangkah salah lagi. "Bayangan kita, masuk penjara lagi nggak ya, kayak gitu loh. Karena jadi setiap langkah ini nanti salah lagi," ungkap wanita kelahiran Samarinda, 10 Mei 1990 itu. Meski begitu, ia merasa pengalaman tersebut membuatnya lebih sabar dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pengalaman pahit lainnya yang dialami Lina adalah berada dalam satu sel sempit bersama 40 orang dengan beragam latar belakang. Ia juga menceritakan bagaimana dirinya menjadi korban penipuan oleh pengacaranya sendiri, yang menyebabkan kerugian hingga Rp600 juta. Di saat sulit tersebut, keluarganya, meski tinggal jauh di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, tetap memberikan dukungan moral dan finansial. Hubungan yang semula renggang dengan keluarganya, terutama adiknya, menjadi lebih erat.
Selain keluarga, Lina mengungkapkan bahwa sejumlah teman dekat juga memberikan dukungan. Di antaranya adalah Dinar Candy yang membantu secara finansial, Saipul Jamil yang menjenguknya lima kali, Anisa Bahar yang mengirimkan barang kebutuhan, dan Isa Zega yang datang ke lapas hingga tiga kali.
Ketika Maia Estianty menanyakan pandangannya tentang Isa Zega yang juga sempat tersandung isu penistaan agama, Lina memberikan tanggapan diplomatis. "Karena KTP Isa Zega perempuan, secara hukum benar, tapi secara agama, Lina bingung kalau bicara agama. Lina berdoa sebagai sahabat, Isa Zega tidak di penjara," ujarnya.
Saat ditanya mengenai langkah ke depan dalam bermedia sosial, Lina menyatakan komitmennya untuk lebih berhati-hati. Pengalaman pahit tersebut menjadi pelajaran berharga baginya. "Sekarang Lina lebih hati-hati sebelum upload," katanya.
Di akhir wawancara, Lina menjelaskan arti kebahagiaan baginya saat ini. "Hanya ingin bersyukur saja, dan lebih merasakan bahwa Tuhan sayang pada Lina," ungkapnya. Ia juga menyebut Maia Estianty sebagai sosok inspirasi yang ia kagumi.
Ke depannya, Lina memiliki sejumlah impian besar. Ia ingin mendirikan sebuah konveksi dengan ratusan hingga ribuan karyawan, berbekal keterampilan menjahit yang ia pelajari di lapas. Selain itu, sebagai penggemar Bollywood, Lina bercita-cita menjadi presenter program televisi yang memberikan dampak positif.