Prilly Latuconsina Dihujat usai Sebut Banyak Wanita Independen tapi Dikit Pria Mapan, Begini Kata Pakar
- IG @prillylatuconsina96
Jakarta, VIVA – Aktris dan pengusaha muda, Prilly Latuconsina, menjadi sorotan publik usai pernyataannya dalam sebuah video yang viral di X. Ia mengungkapkan pandangannya tentang ketimpangan jumlah wanita independen dan pria mapan.
“Banyak cewek independent tapi cowok mapan dikit. Ini valid lho. Kita cewek-cewek protes nih,” ujar Prilly.
Prilly juga menambahkan bahwa banyak pria yang merasa tidak percaya diri ketika berhubungan dengan wanita independen, sehingga memilih untuk mundur.
“Banyak banget lho cowok yang ninggalin pacarnya karena insecure, nggak percaya diri,” lanjutnya.
Pernyataan tersebut memicu perdebatan hangat di dunia maya. Sebagian mendukung opini Prilly, namun tak sedikit pula yang melontarkan kritik. Beberapa pengguna media sosial menganggap pandangan tersebut terlalu generalisasi dan memicu stereotip.
Prilly, yang kini berusia 28 tahun, dikenal sebagai figur publik yang mandiri. Ia aktif membagikan pencapaiannya, mulai dari penghargaan film, peran sebagai dosen di universitas ternama, hingga investasi besar seperti membeli yacht senilai Rp 2,5 miliar. Baru-baru ini, Prilly juga membagikan transformasi tubuhnya yang menginspirasi banyak penggemar.
Namun, di balik kontroversinya, topik yang diangkat Prilly mendapat dukungan ilmiah. Menurut laporan Universitas Airlangga (UNAIR), angka pernikahan di Indonesia menurun drastis hingga 28,63 persen dalam satu dekade terakhir.
Prof. Dr. Bagong Suyanto, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, menyatakan bahwa perubahan ini berakar pada meningkatnya kesempatan perempuan untuk berkembang, baik secara pendidikan maupun karier.
“Angka (pernikahan) turun karena kesempatan perempuan untuk sekolah dan bekerja semakin terbuka lebar. Di samping itu, ketergantungan perempuan juga menurun. Keberadaan laki-laki mapan juga makin berkurang karena sekarang mencari pekerjaan semakin sulit,” ungkap Prof. Bagong.
Prof. Bagong menjelaskan bahwa transformasi sosial ini membuat banyak perempuan memilih untuk menunda atau bahkan menghindari pernikahan, karena mereka merasa mampu hidup independen tanpa harus bergantung pada pasangan.
Pernyataan Prilly mencerminkan realitas sosial yang sedang terjadi, namun di sisi lain mengundang hujatan dari publik. Sementara itu, Prilly sendiri tampaknya tetap tenang menghadapi kritik yang ia terima.