Kuasa Hukum Beberkan Alasan Agus Salim Bisa Berjalan Normal di Rumah

Korban Penyiraman Air Keras, Agus Salim
Sumber :
  • YouTube Denny Sumargo

Jakarta, VIVA – Kasus Agus Salim, korban penyiraman air keras yang sempat menghebohkan publik, kembali menjadi sorotan.

Kali ini, bukan karena perkembangan kasus hukumnya, melainkan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan dirinya mampu berjalan tanpa bantuan tongkat.

Video yang viral di media sosial ini sontak memicu beragam reaksi dari netizen. Banyak yang mempertanyakan keaslian kondisi Agus Salim yang sebelumnya kerap digambarkan sebagai penyandang disabilitas akibat insiden penyiraman air keras.

Agus Salim dan Elmi

Photo :
  • Youtube/Denny Sumargo

Menanggapi hal ini, Agus Salim justru menanggapi dengan santai. Ia bahkan menantang netizen untuk terus menghujatnya.

"Dari awal sampai akhir pemeriksaan dokter kan sama. Jadi kalau dibilang saya pura-pura buta, kemudian jalan Agus normal, aku hanya sedih sebagai manusia biasa," ungkap Agus Salim.

Agus Salim merasa bahwa tindakan netizen yang terus-menerus menghujatnya merupakan sebuah takdir yang harus ia terima.

"Bagaimana perasaan kalian menjadi Agus terus-menerus dihujat habis-habisan, ya sudah memang takdir dari Allah buat saya seperti ini. Jadi, silakan kalian puas-puaskan mau ngatain, mau caci maki Agus silahkan," ujarnya.

Sementara itu, kuasa hukum Agus Salim, Farhat Abbas, memberikan pembelaan terhadap kliennya. Menurut Farhat, apa yang dilakukan Agus Salim di rumah merupakan hal yang wajar.

"Kalau Agus berdiri itu kan wajar, karena itu rumah dia. Siapa yang bilang kalau orang buta itu setiap jalan harus diam," ujar Farhat Abbas.

Farhat Abbas juga menjelaskan bahwa Agus Salim sudah semakin membaik kondisinya dan dapat beraktivitas lebih mandiri.

"Nanti Agus bisa jalan sendiri kok, dia bisa menyeberang jalan keliling Jakarta bisa dia sendiri. Hanya satu yang Agus enggak bisa lakukan, cuma terbang saja dia enggak bisa," ujar Farhat.

Selain itu, Farhat menilai bahwa ukuran ruangan di rumah Agus Salim yang sangat terbatas membuat kliennya sudah sangat hafal dengan setiap sudutnya.

"Ruangan Agus itu hanya 3x3 meter, kalau pun dia lari paling ketabrak tembok. Dia tiap hari lewat situ. Di ruangan itu tidak ada kursi, hanya kursi kecil. Dia mau salto tidak masalah kecuali dia salto di dekat situ ada kompor baru bermasalah," tandasnya.