Seventeen dan Aespa Memanfaatkan AI untuk Mengeksplorasi Batas Kreativitas dalam Era Digital

aespa
Sumber :
  • SM Entertainment

KOREA SELATAN  – Grup K-Pop Seventeen dan aespa baru-baru ini menjadi sorotan karena berani menggunakan teknologi AI dalam video musik dan teaser terbaru mereka.

Langkah inovatif ini memicu perdebatan menarik tentang peran AI dalam seni dan masa depan kreativitas manusia.

Seventeen, yang terkenal dengan produksi musik mereka yang kompleks dan koreografi yang presisi, tidak ragu untuk bereksperimen dengan AI dalam video musik Maestro untuk album terbaru mereka "17 IS RIGHT HERE".

SEVENTEEN

Photo :
  • twitter @pledis_17

Teaser video tersebut menampilkan adegan pertempuran antara para anggota Seventeen dan robot, melambangkan pertarungan antara seni dan teknologi.

Woozi, produser utama Seventeen, menjelaskan motivasinya di balik penggunaan AI.

"Daripada hanya mengeluh tentang kemajuan teknologi, saya pikir kita harus beradaptasi," ujarnya, dikutip Kbizoom, Jumat, 31 Mei 2024.

"Kami terus memikirkan pro dan kontra, bagaimana mempertahankan identitas unik kami di tengah pesatnya perkembangan teknologi," sambungnya.

Girlband aespa

Photo :
  • soompi.com

Sedangkan Aespa, girl group yang dikenal dengan konsep futuristiknya, mengambil pendekatan yang lebih gelap dalam video musik "Supernova" dari album pertama mereka "Armageddon".

Video tersebut menampilkan adegan para anggota dengan wajah statis dan mulut bergerak tidak wajar saat bernyanyi, menimbulkan efek yang mengganggu dan memicu refleksi tentang batas-batas AI.

Ningning, salah satu anggota aespa, berbagi pemikirannya tentang adegan tersebut.

"Itu membuatku berpikir mendalam, melihat hal itu, saya merasa betapa canggihnya AI, ia tidak dapat meniru kehangatan atau ekspresi manusia," ungkapnya dalam showcase album

Meskipun beberapa orang khawatir AI akan menggantikan kreativitas manusia, para pionir seperti Seventeen dan aespa menunjukkan bahwa AI justru dapat menjadi alat yang berharga untuk meningkatkan hasil akhir.

Teknologi ini memungkinkan para seniman untuk menjelajahi ide-ide baru dan mendorong batas-batas ekspresi artistik.

Mave, idola virtual yang memanfaatkan teknologi AI, menunjukkan potensi AI untuk menciptakan ekspresi yang bernuansa. Bahkan, Louis, manusia virtual yang diciptakan dengan AI, membuktikan bahwa teknologi ini dapat meningkatkan kualitas karya seni secara signifikan.

Penggunaan AI oleh Seventeen dan aespa menandakan era baru dalam industri hiburan di mana teknologi dan kreativitas manusia bersatu untuk menciptakan pengalaman yang inovatif dan memukau.

Alih-alih menjadi ancaman, AI justru membuka peluang baru bagi para seniman untuk mengeksplorasi batasan mereka dan menghasilkan karya seni yang lebih orisinal dan bermakna.