Dua Lipa Kecam Serangan Israel ke Rafah: Gencatan Senjata Permanen Sekarang!

Dua Lipa.
Sumber :
  • IG @dualipa

VIVA Showbiz – Serangan Israel ke tempat pengungsian warga Palestina di Rafah menuai banyak kemarahan di seluruh dunia. Sejumlah selebriti dunia turut menyuarakan kemarahan dan simpati terhadap korban di Rafah lewat media sosial, tak terkecuali Dua Lipa.

Belum lama ini, melalui media sosial Instagram, pelantun lagu Levitating tersebut mengunggah dukungannya dengan memposting seruan "All Eyes On Rafah". Seruan tersebut, banyak digaungkan oleh jutaan pengguna media sosial.

Tak cukup sampai di situ, Dua Lipa juga turut mengecam serangan keji Israel di Rafah. Sebab, banyak anak-anak dan perempuan yang menjadi korban serangan tersebut.

"Membakar anak hidup-hidup tidak bisa dibenarkan,” kata Dua Lipa di Instagram Story-nya. “Seluruh dunia sedang melakukan mobilisasi untuk menghentikan genosida Israel. Tolong tunjukkan solidaritas Anda dengan Gaza. #AllEyesOnRafah,” tambah penyanyi asal Inggris itu.

Di ujung postingannya, penyanyi asal Inggris itu juga meminta agar Israel melakukan gencatan senjata permanen. "Permanent Ceasefire Now!" demikian tulisan yang diposting Dua di Instagram Story-nya.

VIVA Militer: Kobaran api di kamp pengungsi Rafah akibat serangan Israel

Photo :
  • theguardian.com

Selain vokal untuk kebebasan Palestina, perempuan 28 tahun ini juga bergabung dengan artis-artis lain seperti Jessica Chastain, Michael Stipe dan Cate Blanchett dalam menandatangani surat terbuka kepada Presiden AS Joe Biden. Surat tersebut menyerukan gencatan senjata dan mendesak agar pemboman di Palestina segera berakhir.

Perlu diketahui, Rafah adalah sebuah kota di Gaza selatan, dan merupakan tempat banyak warga Palestina mengungsi setelah serangan Israel yang terus berlanjut. Rafah sebelumnya diberi label sebagai 'zona aman'.

Laporan dari The Associated Press menyoroti serangan penembakan dan serangan udara Israel baru-baru ini menewaskan 45 orang, termasuk anak-anak, antara Senin hingga Selasa (27-28 Mei). Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa lebih dari 36.000 warga Palestina telah terbunuh sejak Oktober.