Celine Dion Ungkap Penyakit Langka yang Dideritanya: "Saya Berharap Ada Keajaiban"
- Veriety Magazine
VIVA Showbiz – Celine Dion menceritakan kisahnya bagaimana dia tetap kuat ditengah dirinya yang di diagnosis sindrom orang kaku . Pada tanggal 22 April, penyanyi ini membawakan cover Vogue France dengan gambar yang berani dan bergaya kekinian. Dan dalam sesi jawab dengan outlet tersebut, Celine membuka harapannya untuk masa depannya.
“Saya belum bisa mengalahkan penyakit ini, karena penyakit itu masih ada di dalam diri saya dan akan selalu begitu,” katanya.
Ia berharap akan ada keajaiban yang datang pada dirinya untuk bisa menyembuhkan penyakit yang ia alami.
“Saya harap kami bisa menemukan keajaiban, cara untuk menyembuhkannya dengan penelitian ilmiah, tapi untuk saat ini saya harus belajar menghadapinya. Jadi itulah saya, yang sekarang mengidap Stiff Person Syndrome ,”
Pelantun "My Heart Will Go On" itu mengungkapkan dirinya didiagnosis mengidap penyakit rigid person syndrome pada bulan Desember 2022 lalu. Celine memposting video emosional ke Instagram-nya, memberi tahu para pengikutnya bahwa dia telah didiagnosis mengidap Stiff Person Syndrome.
Dalam video tersebut dia menjelaskan bahwa dia sudah lama menghadapi masalah kesehatannya dan itu membuat kesulitan.
“Sayangnya, kejang ini mempengaruhi setiap aspek kehidupan saya sehari-hari, terkadang menyebabkan kesulitan ketika saya berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya,”
Stiff Person Syndrome (atau SPS) adalah kelainan saraf langka yang berdampak pada sistem saraf pusat dan muncul seperti kelainan autoimun, menurut National Institute of Neurological Disorder and Stroke dan Cleveland Clinic.
Efek terbesarnya adalah kejang otot dan tentu saja menyebabkan kekakuan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan kepekaan terhadap cahaya, gangguan, dan stres, kesulitan berjalan, sesak napas, serta ketidakstabilan dan terjatuh, menurut Johns Hopkins Medicine.
Tidak banyak informasi konkret tentang bagaimana Stiff Person Syndrome berkembang, namun diyakini merupakan kelainan autoimun dimana sistem kekebalan menyerang jaringan sehat. Meskipun sangat jarang, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria, menurut Johns Hopkins Medicine.