5 Fakta Marhan Harahap Meninggal Usai Diseret Petugas saat Hendak ke Masjid
- X @MurtadhaOne
Sumatera Utara – Nama Marhan Harahap saat ini tengah menjadi sorotan lantaran pingsan lalu meninggal dunia usai diadang oleh petugas saat hendak masuk masjid untuk menunaikan Salat Jumat.
Peristiwa yang dialami Marhan Harahap sebagai seorang jemaah Salat Jumat ini terjadi di Masjid Agung Rantau Prapat Labuhan Batu, Sumatera Utara. Berikut ini fakta-faktanya yang telah dikumpulkan VIVA.
1. Marhan Datang untuk Salat Jumat
Marhan Harahap, seorang jemaah di Masjid Agung Rantau Prapat Labuhan Batu mengalami nasib tragis saat hendak menunaikan Salat Jumat. Saat itu, kedatangan Marhan bersamaan dengan kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang membuat pengamanan di masjid tersebut ditingkatkan.
2. Diadang saat Hendak Masuk Masjid
Petugas keamanan yang bertugas saat itu diketahui menghalangi Marhan untuk memasuki masjid. Kedatangan Marhan yang bersamaan dengan kunjungan presiden menyebabkan petugas mengambil tindakan untuk menjaga keamanan, sehingga Marhan tidak diizinkan memasuki masjid.
3.Detik-detik Marhan Diadang
Sebuah video yang diunggah ke media sosial menunjukkan momen Marhan berjalan dengan tenang menuju masjid, meminta izin untuk melintasi jalan sambil mengenakan pakaian gamis berwarna abu.
Namun, dengan spontan petugas wanita dan petugas lainnya langsung menghalangi langkahnya. Video juga menampilkan petugas laki-laki berseragam TNI dan Polri yang menyeret Marhan keluar dari area pengamanan.
4. Tragedi Meninggalnya Marhan
Usai diseret, Marhan diketahui pingsan dan kemudian dibopong oleh seseorang. Meskipun telah diberikan perawatan, Marhan kemudian dinyatakan meninggal dunia. Video mengenai detik-detik Marhan meninggal dunia setelah insiden di masjid tersebut menjadi viral di media sosial, menyebabkan kehebohan dan simpati dari masyarakat.
5. Kontroversi dan Penegasan Pihak Terkait
Namun, pihak Asintel Paspampres, Kolonel Kav Herman Taryaman, membantah klaim bahwa Marhan meninggal karena dihalangi oleh anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Menurutnya, petugas yang terlibat dalam kejadian tersebut adalah petugas wanita, sementara seluruh anggota Paspampres yang bertugas saat itu adalah laki-laki.
“Saat itu, yang bertugas semuanya Prajurit Paspampres laki-laki,” kata Herman saat dikonfirmasi wartawan dikutip dari VIVA pada Rabu, 20 Maret 2024.