Kronologi HP Gus Miftah Ditemukan Usai Kecopetan di Kampanye Prabowo-Gibran
- Dok. Istimewa
Bandung – Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Gus Miftah mengaku kehilangan ponsel saat hadir kampanye Prabowo-Gibran di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung Kamis, 8 Februari 2024.
Beruntung, HP dai kondang bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu kembali ditemukan lewat cara yang tak disangka-sangka.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, semalam saya ke Bandung, HP saya kecopetan,” ucap Gus Miftah di akun Instagram pribadinya, dilihat Senin, 12 Februari 2024.
Kronologi
Saat merasa ponselnya hilang, Gus Miftah langsung mencarinya di lokasi acara hingga ke hotel, namun tak kunjung ditemukan. Pada keesokan hari penceramah berambut gondrong itu dihampiri oleh seorang pemuda bernama Luki.
Kepada Gus Miftah, Luki bercerita bahwa, dirinya membeli ponsel itu dari seseorang. Setelah menyadari ponsel itu milik Gus Miftah, ia langsung berniat untuk mengembalikannya.
Luki kemudian menghubungi nomor asisten Gus Miftah yang terdapat di akun Instagram ustaz kondang itu. Dengan salah satu asisten, Luki membuat janji bertemu di hotel tempat Gus Miftah menginap.
Tanpa disangka-sangka kehadiran Luki di hotel untuk mengembalikan ponsel tersebut disambut langsung oleh Gus Miftah.
Menurut Gus Miftah, saat ini sudah sulit ditemui orang jujur seperti Luki. Oleh karenanya, ia sangat mengapresiasi sikap Luki yang mau mengembalikan ponsel miliknya.
“Sama pencopetnya dijual ke konter, lalu yang beli ini Mas Luki, beliau langsung kontak asisten saya, semalam kontak dan langsung diantar ke sini (ke hotel) ini orang baik,” pungkasnya.
Informasi dihimpun, Luki yang merupakan pemilik konter HP bernama Lucky Cell di Jalan Terusan Pasirkoja, Babakan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung membeli ponsel merek iPhone 15 Pro Max milik gus Miftah tersebut seharga Rp7,5 juta dari seseorang.
Luki mengaku tidak mengharapkan imbalan setelah mengembalikan ponsel tersebut, meskipun harus kehilangan uang Rp7,5 juta. Namun, Gus Miftah tetap memberinya hadiah sebagai apresiasi kejujurannya.