Tompi: Operasi Plastik Bukan Dosa, Tapi Jangan Sembunyi Dibalik Keimanan

Tompi.
Sumber :
  • VIVA/Aiz Budhi.

JAKARTA  – Musisi sekaligus dokter bedah kecantikan, Tompi, memberi penegasan terkait dosa dan tidaknya seseorang melakukan operasi plastik. Sebagai seorang pakar medis, pelantun Menghujam Jantungku ini memberikan analogi untuk orang awam bagi yang meragukan prosedur operasi plastik.

Hal itu diungkapnya dalam sebuah video di kanal Youtube terkait kontroversi operasi plastik lantaran kerap dianggap menuai 'dosa' dengan mengibah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut ayah tiga anak itu, perkara dosa operasi plastik itu sempat ditanya oleh pasiennya yang seorang pendakwah atau ustazah.

"Pasien gue ustazah, beliau bertanya, secara keilmuan, ini dosa gak sih? Seperti apa supaya bisa mencerna sebenarnya, diperbolehkan atau tidak," tutur Tompi menirukan kalimat yang diungkap pasiennya itu.

Penyanyi asal Aceh itu lantas menjelaskan dalam bidang keilmuan yang dianutnya. Menurutnya, analogi yang diberikan pada orang awam agar memahami dengan tepat dimulai dengan seorang anak yang lahir dengan memiliki banyak kemampuan, namun kekurangannya pada tampilan fisik.

"Gue analogikan. Misalkan anak lo lahir, giginya boneng maju ke depan, masang behel ngga? Kekurangannya dia cuma 1 doang, nggak enak diliat doang, giginya maju. Sense tidak enak dilihat itu sama nggak dengan sense misalkan orang hidungnya terlalu pesek, matanya satu gede kecil sebelah," kata penyanyi lulusan Universitas Indonesia itu.

Lebih dalam, dokter yang berpraktik di Beyoutiful Aesthetic Clinic ini menjelaskan bahwa bentuk hidung atau mata yang membuat tampilan kurang menyenangkan, memang bukan sebuah kelainan fisik. Tubuhnya masih berfungsi selayaknya orang normal, namun secara tampilan fisik kurang memberikan keindahan.

"Contoh itu (hidung pesek) lebih ekstrem. Gue ambil contoh paling simpel dulu. Nggak ada kelainan fisik, orang giginya boneng kan nggak ada kelainan fisik. Cuma nggak bisa diterima aja sebagai sebuah keindahan," kata Tompi.

Produser film Selesai ini menegaskan bahwa banyak orang yang mengklaim 'dosa' operasi plastik dengan menyamakan prosedur itu sebagai bentuk tidak mensyukuri ciptaan Tuhan. Namun, Tompi menilai bahwa bentuk mensyukuri ciptaan Tuhan seharusnya dilakukan dengan cara merawat dengan baik tubuh yang diberikan, termasuk dengan memberikan keindahan yang memoles tubuh.

"Maksud gue gini ya, kadang kita sembunyi dibalik kalimat mensyukuri ciptaan Tuhan dalam arti sebenarnya apa adanya, udah terima aja. I don't think is correct. Mensyukuri itu kalau punya ilmunya, lo benerin dong. Kalau menurut lo, lo terima aja ciptaan Tuhan, lo syukuri aja? Lo benerin dong," tegasnya.

Kendati begitu, Tompi juga mengimbau bahwa pasien yang menjalani operasi plastik tak seharusnya dihujat terkait keimanan yang diyakini. Sebab, keimanan seseorang dengan prosedur operasi plastik tak saling berkaitan sama sekali.

"Kita seringkali, kalau gue sih, sori, kita sering bersembunyi di balik keimanan. Takut dibilang nggak beriman. Nggak ada hubungannya kok," tandasnya.