Ditanya Sering Pergoki Suami Bersama Perempuan Lain, Iis Dahlia: Seringlah
- Tangkapan Layar: Instagram
JAKARTA – Pedangdut Iis Dahlia, tidak hanya dikenal karena suaranya yang merdu dan penampilan panggungnya yang energetik, tetapi juga karena pernikahannya yang langgeng selama lebih dari dua dekade. Dari pertemuan pertama yang tak terduga hingga fase-fase yang dijalani bersama suami, kehidupan pernikahan mereka adalah bukti bahwa cinta, komitmen, dan pemahaman adalah kunci kebahagiaan berumah tangga.
Dalam sebuah tayangan telvisi yang diunggah kembali oleh akun TikTok @1secondd, Iis Dahlia menceritakan awal pertama kali bertemu sang suami, Satrio Dewandono. Scroll lebih lanjut ya.
"Iya, kenal pertama kali di pesawat waktu itu aku dari Kalimantan tran ada Medan, nah pilotnya dia," ujar Iis.
Kisah ini bermula dari sebuah penerbangan. Sang suami, yang adalah seorang pilot, pertama kali berkenalan dengan Iis lewat perantara seorang pramugari yang adalah teman dari penyanyi tersebut.
"Ada pramugari temen gw, bilang, 'ada Iis Dahlia Kapt, lagi janda dia cantik gitu'." ujar Iis Dahlia.
Setelah berkenalan dan bertukar nomor telepon, sang suami memutuskan untuk tidak langsung menghubungi Iis. Hal itu merupakan cara dari sang suami.
"Semingguan gitu baru dia telepon, jadi emang dia triknya ternyata gitu," tambah Iis.
"Ngobrol, pernah lihat aku lari di gbk sama temen-temen aku, namanya dia pengin ngegor malu kata dia gitu, 'karena kamu lagi sama teman-teman kamu'." sambungnya.
Menurut Iis, awal pernikahan memang penuh dengan tantangan.
"Kalau awal-awal pernikahan sampai 5 tahun, Geger Iya kan makanya harus kuat," kata Iis.\
Iis Dahlia juga mengerti tentang tanggung jawab dan lingkup pekerjaan sang suami. Ia tak cemburu buta meski sang suami selalu di kelilingi oleh wanita yang berprofesi sebagai pramugari.
"Seringlah (mergoki suami dengan wanita). Setiap kali terbang kan dia sama pramugari-pramugari bukan berarti lagi ngapain, lagi kerja," katanya.
"Laki gua mah orangnya tuh lempeng banget," sambung Iis.
Tetapi, setelah melewati sepuluh hingga lima belas tahun, pernikahan akan menemukan fase yang paling "enak". Menurut Iis masa tersebut pasangan akan mulai menerima kekurangan masing-masing.
"Jadi gitu ya harus lewat 10 tahun 15 tahun baru bisa menerima semuanya," ujar Iis.