Dekorasi Ngunduh Mantu Kaesang, Dipenuhi Bunga Kesukaan Ibu Negara Iriana
- VIVA/ Fajar Sodiq/ Solo
VIVA Showbiz – Ibu Negara Iriana Jokowi memilih bunga anggrek bulan dan bunga melati untuk menghiasi dekorasi acara ngunduh mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung untuk hari Minggu, 11 Desember 2022, besok.
Pantauan VIVA, sejumlah pekerja Asmoro Decoration sedang sibuk memasang bunga anggrek bulan berwarna putih di dekorasi panggung yang akan digunakan untuk prosesi ngunduh mantu. Pemasangan dekorasi yang dipenuhi dengan rangkaian bunga berwarna putih itu kini teras Loji Gandrung terlihat kian menawan.
Keluarga Presiden Jokowi menyerahkan untuk penataan dekorasi ngunduh mantu kepada Asmoro Decoration. Jasa dekorasi asal Solo itu merupakan langganan keluarga Presiden untuk dekorasi pernikahan mulai dari pernikahan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka hingga Kahiyang Ayu.
Menurut Art Director Asmoro Decoration, Pandji Vasco Da Gama proses pembuatan dekorasi untuk prosesi ngunduh mantu telah dilakukan sejak sejak dua hari lalu. Saat ini persiapan untuk pengerjaan dekorasi yang dimulai dengan pengerjaan kontruksi, mebel dan merangkai bunga.
“Untuk pemasangan daun-daun dan bunga-bunga utama mulai dilakukan hari ini hingga nanti malam,” kata dia saat ditemui di Loji Gandrung, Solo, Sabtu, 10 Desember 2022.
Lebih lanjut Pandji menyebutkan bunga yang dipasang untuk hiasan dekorasi meliputi bunga anggrek, mawar, casablanca, calaleli dan lainnya. Bunga yang dipilih pun mayoritas berwarna putih. Hal itu bukan tanpa alasan karena menurut dia, yang menentukan pilihan warga tersebut Ibu Negara Iriana Jokowi.
“Dominan bunga warna putih dan daun hijau. Mayoritas anggrek bulan karena keremenan (kesukaan) Ibu Negara. Selain anggrek bulan juga nanti akan dipasangi bunga melati dan bunga buntal di teras,” ujar dia.
Sedangkan untuk konsep dekorasi mengusung tema Jawa Klasik Mataram Islam dengan titik ornamen kontemporer Solo – Jogja. Pasalnya kedua calon mempelai berasal dari Solo dan Yogyakarta sehingga ingin memadukan konsep Keraton Solo dan Keraton Yogyakarta yang merupakan trah dinasti Mataram Islam.
“Konsepnya Jawa klasik tapi ornamenya kontemporer menggabungkan Solo dan Jogja,” ucapnya.