Kisah Pilu di Balik Hijrahnya Jhody Super Bejo, Jual Rumah Hingga Kelaparan

Jhody Bejo
Sumber :
  • YouTube kasisolusi

VIVA Showbiz – Nama Jhody Bejo atau dikenal Jhody Super Bejo tentu tak asing lagi bagi generasi 1990-an. Pelawak sekaligus presenter kondang Tanah Air ini kabarnya telah berhijrah dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. 

Jhody Bejo diketahui memutuskan untuk hijrah sejak dirinya tiba-tiba saja mengalami serangan jantung dan harus dipasang ring jantung pada tahun 2016 lalu. Sejak dari situ, Jhody Bejo mulai mencari jawaban dan petunjuk dari Sang Maha Kuasa hingga akhirnya memutuskan untuk berhijrah. 

Jhody Bejo

Photo :
  • YouTube kasisolusi

Saat ini Jhody bahkan tinggal di rumah yang di depannya terdapat sebuah Masjid untuk semakin mudah menjalani ibadahnya. Tak hanya memenuhi kewajiban untuk shalat lima waktu, Jhody juga menyempurnakan ibadahnya dengan membaca Al-Quran dan beritikaf. 

Karena dirinya mengaku masih gelisah dengan riba dunia, akhirnya Jhody memutuskan untuk menjual rumah dan mobilnya. Kemudian ia dan keluarganya memilih untuk mengontrak rumah. 

Pelawak tersebut juga memutuskan untuk tidak mengambil job di dunia entertainment lagi karena penyakitnya. Selama masa hijrahnya itu, Jhody juga tidak mau keluar dari dunianya dan hanya berfokus kepada ketaatannya kepada Allah. 

Dirinya juga mengakui bahwa selama ini dengan mengurung diri dari dunia luar, sebenarnya yang dilakukannya adalah pembenaran untuk dirinya sendiri. Hal itu dilakukannya karena tidak ingin ibadahnya terganggu dan tidak ingin meninggal jauh dari rumah dan keluarganya. 

“Satu ada kekhawatiran kepengen meninggal di rumah,” ucap Jhody saat menjadi bintang tamu di podcast kasisolusi bersama Derry yang dikutip pada Rabu, 12 Oktober 2022. 

Bahkan diakui juga bahwa Jhody ingin di akhir hayatnya Allah memanggilnya saat dirinya sedang dalam keadaan beribadah. Meskipun begitu, Jhody mengakui bahwa Allah sangat menyayanginya dengan memberi cobaan dan ujian hidup kepadanya. Belakangan ekonomi Jhody dan keluarganya memang kurang baik hingga dirinya harus menjual mobil dan sang istri berjualan kue nastar. 

“Udah gak heran tuh, dompet kosong saldo cuma Rp19 ribu, pernah zero malah. Ya pokoknya buat makan, intinya Allah itu bener-bener ngures gitu,” ungkap Jhody 

Menurutnya, ia bisa mengalami hal itu karena pada saat perekonomiannya bagus ia tidak melibatkan Allah dalam usahanya mencari penghasilan. Sehingga apa yang selama ini sudah susah payah dicari hanya akan sia-sia. 

“Tidak melibatkan Allah waktu itu,” ungkapnya lagi. 

Untuk memberi amal ke Masjid saja Jhody mengaku harus mengorek uang di dalam celengannya demi beramal. 

“Saya kalau sampe subuh tuh ya, sampe ngorek-ngorek celengan tuh buat amal Masjid,” kata Jhody. 

Di kondisi kehidupan dan perekonomiannya yang seperti sekarang justru Jhody lebih merasa dirinya ingin selalu beramal, meskipun ia sendiri tidak memiliki banyak uang. Karena hal itu semakin menyadarkannya. 

Jhody Bejo

Photo :
  • YouTube kasisolusi

Sambil menangis, Jhody menceritakan terdapat momen pilu yang pernah dialaminya dan istrinya, di mana mereka berdua sampai-sampai pernah kelaparan dan makan sepiring berdua saking tidak memiliki uang. 

“Kalau boleh jujur, entah berapa pekan terakhir itu saya sama istri itu (sambil menangis) sampe gini, beli nasi uduk kita bagi dua,” ujarnya.  

Karena hal itu, dirinya bahkan melakukan shaum (puasa) setiap Senin sampai Kamis sekalian juga untuk melatih diri selain tidak ada yang bisa untuk dimakan karena tidak memiliki uang lagi. 

Di saat perekonomiannya terpuruk, kebetulan ada anaknya yang sudah bekerja dan bisa menghasilkan uang. Akan tetapi dirinya tidak pernah tega untuk meminta uang kepada anak sendiri. Namun, Jhody bisa bertahan dan melewati semua ujian itu di masa hijrahnya. 

“Jadi, poinnya hijrah ini bukan seberapa cepat kita ganti pake baju, pake peci, ini (sambil menunjuk jenggot panjangnya) berubah nih udah, bukan itu, tapi seberapa kuat kita bertahan,” ujarnya lagi. 

Menurutnya saat beribadah kita harus ikhlas dan memahami bahwa itu semua adalah catatan di alam akhirat nanti. Jadi dirinya ingat pada kematian dan bahwa semua manusia pada akhirnya akan kembali kepada Yang Maha Kuasa.