Dugaan Kekerasan, Asosiasi Sutradara Keluarkan Andibachtiar Yusuf
- IG @andibachtiar
VIVA Showbiz – Indonesian Film Directors Club (IFDC) sebagai asosiasi sutradara Indonesia mengumumkan, pihaknya telah mengeluarkan sutradara Andibachtiar Yusuf akibat dugaan kekerasan yang dilakukan di lokasi syuting.
Melalui media sosialnya, IFDC mengumumkan kabar tersebut dan mengatakan pihaknya menolak segala bentuk kekerasan dalam bekerja dan akan membela korban kejadian itu.
"IFDC menolak segala bentuk kekerasan kerja dalam proses berkarya dan dalam peran sutradara di ekosistem perfilman Indonesia. Kami bersimpati dan berpihak pada korban serta mendukung proses yang dipilihnya," tulis pernyataan resmi tersebut, Kamis 1 September 2022.
Kasus kekerasan yang dilakukan oleh seorang sutradara di lokasi syuting bermula dari curhatan akun @juandini di Instagram. Penulis membeberkan kronoloki tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan kerja perfilman hingga menyeret nama Andibachtiar Yusuf. Sebagai tanggapan, IFDC secara tegas memberhentikan Andibachtiar dari keanggotaanya.
"Karena itu, setelah melakukan penilaian menyeluruh atas kasus kekerasan yang beredar melalui akun Instagram @juandini, kami menyatakan telah mengeluarkan saudara Andibachtiar Yusuf dari keanggotaan IFDC," tulisnya.
Pihak IFDC juga memberikan saran kepada yang bersangkutan agar melakukan bimbingan psikologi dan mengikuti konseling di sebuah lembaga.
"Serta memberikan saran agar yang bersangkutan melakukan asesmen psikologi diri dan konseling di lembaga seperti Yayasan Pulih," lanjutnya.
Lembaga tersebut juga meminta apabila ada anggotanya yang melakukan kekerasan, untuk segera dilaporkan ke pihak IFDC melalui media sosial resmi mereka.
"Untuk ke depannya, bila ada anggota IFDC yang melakukan kekerasan, silakan berikan aduan melalui DM Instagram @ifdclub," tulisnya.
Pada Rabu, 30 Agustus 2022 malam, media sosial dibuat heboh dengan cerita pekerja film yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di tempatnya bekerja.
Pemilik akun yang membeberkan cerita itu tidak mengungkapkan identitas apapun soal pelaku maupun proyek yang dimaksud. Ia hanya menyebut pelaku sebagai "sutradara terganteng".
Para korban disebut telah menerima perlakuan kasar secara verbal hingga kekerasan fisik, salah satunya adalah sebuah tamparan karena ia salah dalam melakukan pekerjaannya. Dengan mengungkapkan kejadian itu, Juandini berharap tidak ada lagi kekerasan di lokasi syuting baik secara verbal maupun fisik.