Dian Sastro Dukung Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
VIVA Showbiz – Aktris peran Dian Sastrowardoyo turut ambil bagian dalam gerakan Kebaya Goes to UNESCO. Gerakan tersebut digagas untuk mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya takbenda Indonesia ke UNESCO.
Pada saat konferensi pers, Dian merasa sangat penting untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya takbenda asal Indonesia. Dian mengaku sangat suka memakai kebaya. Ia merasa banyak juga teman-teman artis yang kerap mengenakan kebaya.
"Perlu banget mendaftarkan ke UNESCO karena karena itu adalah warisan budaya tak benda milik Indonesia," kata Dian Sastro di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat, 29 Juli 2022.
"Kenapa saya mau ikut ini karena saya suka kebaya dan jujur saya enggak sendiri. Saya tahu banyak yang suka kebaya, teman-teman artis influencer banyak," katanya menambahkan.
Dian Sastro digaet oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) untuk mengkampanyekan gerakan Kebaya Goes to UNESCO tersebut. Dian paham, untuk lebih mudah mendaftarkan kebaya, maka masyarakat Indonesia harus membuktikan kepada UNESCO jika kebaya banyak dikenakan dalam kehidupan sehari-hari.
"Tapu kalo kita mau mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, kita tuh harus membuktikan dulu kepada UNESCO bahwa warga Indonesia banyak banget yang pakai kebaya," kata Dian.
Dian bersama PANDI kemudian meluncurkan laman tradisikebaya.id. Dian mengajak para perempuan Indonesia untuk foto dengan kebaya dan mengunggahnya ke laman tersebut. Lewat unggahan-unggahan itulah, Dian berharap pihak UNESCO bisa tahu jika masyarakat Indonesia banyak yang mengenakan kebaya.
"Makanya lewat acara acara kaya gini, sama temen dari PANDI ngajakin mungkin banyak temen-temen yang udah biasa pake kebaya sehari-harinya. Mumpung suka pake kebaya, yuk kita pake bareng-bareng kita foto lagi menggunakan kebaya, kita upload lewat website tradisikebaya.id dengan hastag kebaya goes to UNESCO, kita perlu sebanyak-banyaknya orang mendaftarkan diri," kata Dian Sastro.
Sementara itu, Ratih Ayu selaku asisten Deputi Pengembangan Usaha dan Kerja sama PANDI mengatakan bahwa proses agar kebaya dapat diakui UNESCO tidaklah mudah dan membutuhkan waktu panjang.
“Saat ini kami masih mencari beberapa dukungan. Kedepannyankan kami mau kengumpulkan foto-foto untuk bukti bahwa kebaya sudah digunakan secara massive," tutur Ratih.