Alasan Happy Salma Kembali Pentaskan Inggit Ganarsih
- ist
VIVA – Inggit Garnasih merupakan salah satu tokoh penting dalam perjalanan sosok Ir Soekarno sebagai Presiden pertama Republik Indonesia dalam membangun negara dan bangsa.
Inggit Garnasih merupakan seorang istri yang setia menemani Soekarno dalam berbagai masa perjuangan. Ia adalah sosok perempuan yang tak lelah bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Ia meracik jamu, membuat bedak dingin, menjual peralatan pertanian, segala dilakukannya agar Bung Karno tetap setia dan teguh pada cita-citanya memerdekakan bangsa dari kolonialisme dan imperialisme.
Alasan itu yang buat Titimangsa menghadirkan kembali Monolog Inggit. Happy Salma selaku Founder Titimangsa menilai kisah Inggit masih relevan dengan keadaan saat ini.
“Kami memutuskan untuk mementaskan kembali cerita tentang Inggit Garnasih ini, karena kisah perjalanan hidup Ibu Inggit masih sangat relevan saat ini, dimana perempuan adalah pusat dari semesta rumah tangganya,” kata Happy Salma.
“Perempuan yang harus merawat semangat suami dan orang-orang sekitarnya tapi juga pada saat bersamaan, harus meredakan badai dalam hati dan mengambil sikap untuk tetap tegak setelah ombak,” sambungnya.
Selain Happy Salma, Pementasan Monolog dalam Teater Musikal Inggit Garnasih ini juga didukung oleh orang-orang yang berdedikasi di bidangnya. Mereka Marsha Timothy (Co-Produser), Wawan Sofwan (Sutradara), Ratna Ayu Budhiarti (Penulis Naskah), Dian HP (Komposer), Avip Priatna (Konduktor), Iskandar Loedin (Pimpinan Artistik dan Skenografer), Biyan (Busana), Hagai Pakan (Penata Busana), Rudy Dodo (Konsultan Desain Interior), Ati Sriati (Solis), Jessica Januar (Solis), Desak Putu Pandara Btari Patavika (Solis), Batavia Madrigal Singers dan Jakarta Concert Orchestra.
“Saya bersama Marsha Timothy sebagai koproduser ingin memberikan kesegaran baru pada pementasan ini dengan mengambil sudat pandang yang berbeda. Kami membuka ruang kreativitas baru dengan berkolaborasi bersama para seniman mumpuni di bidangnya.,” kata Happy Salma.
Menurut Happy Salma, pertunjukan ini sempat tertunda selama dua tahun karena pandemi. Namun sebagian besar penonton tidak mau mengembalikan uang tiket dan menunggu pagelaran diadakan.
“Ini adalah sebuah keniscayaan dan kepercayaan bahwa ke depannya kita bisa melaksanakan pertunjukan, bertemu dengan penonton, dan menumbuhkan ekosistem seni pertunjukan Indonesia. Semoga ini dapat menjadi pemantik dan inspirasi untuk terus berkarya serta berkontribusi bagi kemajuan seni pertunjukan di Tanah Air,” katanya.