Sadar Pentingnya Kesehatan Mental, Awkarin dan Jerren Lim Lakukan Ini

VIVA – Selebgram Awkarin pernah memiliki masalah kesehatan mental. Hal ini terjadi sejak kecil dan semakin terlihat sejak ia duduk di bangkua SMA. Kala itu, Awkarin belum banyak tahu mengenai mental illness atau mental health awareness.

"Waktu itu juga depresiku dipicu oleh ketakutanku akan kehilangan. Kehilangan seseorang, kehilangan sesuatu, kehilangan momen, kehilangan apapun itu. Dan insecuritiesku, tentang tergantikan, tersingkirkan, merasa belum menjadi yang terbaik," tulis Awkarin melalui twitternya kala itu.

Ia harus melalui itu sendiri tanpa ada dukungan dari keluarga atau teman. Awkarin berhasil melaluinya dan mendapat bantuan dari psikolog. Namun Awkarin melihat isu mengenai kesehatan mental di Indonesia masih sangat minim.

Maka Awkarin berbuat sesuatu tentang ini. Hal itu diawali saat dirinya bertemu dengan Jerren Lim. Awkarin memperkenalkan Jerren dalam instastory-nya baru-baru ini.

"Jadi, saya mendapatkan sebuah kesempatan untuk bertemu dengan @jerrenlim sekitar sebulan yang lalu. Dia adalah seorang advokat kesehatan mental yang tinggal di Amerika Serikat yang lulus dari @ucdavis dengan dua mayor, yakni biokimia dan biologi molekuler, dan dua minor, yakni neurosains dan ilmu fisiologi manusia," tulis Awkarin.

Awkarin merasa memiliki satu pandangan dengan Jerren Lim. Mereka ingin membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya isu kesehatan mental.

"Selama perbincangan kami, kami menemukan bahwa kami memiliki minat yang sangat mirip, yaitu untuk mengangkat isu kesadaran kesehatan mental di Indonesia. Kami merasa bahwa banyak orang di Indonesia yang masih memandang sebelah mata isu kesehatan mental. Sejak saat itu, kami setuju untuk membuat platform kesehatan mental untuk mengangkat kesadaran aan isu kesehatan mental," tulisnya.

Maka mereka menghadirkan sebuah platform kesehatan mental bernama DMC Movement, @digitalmentalcoach. Lewat platform @digitalmentalcoach dan ND Talk, Jerren menyatakan ingin mendestigmatisasi isu mental health di Indonesia.

Ia juga berharap dapat mengedukasi masyarakat tentang dasar biologis terkait isu mental health. Sebab, ia menganggap stigma terhadap kesehatan mental di Indonesia masih begitu kental.