Psikolog Sukses Kak Seto Pernah Kerja Jadi Office Boy - ART
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Pendidik dan psikolog Kak Seto mengaku sudah mengalami berbagai pengalaman hidup yang cukup berat, salah satunya tidur di lokasi bekas kandang ayam. Tak hanya itu, pemilik nama lengkap Seto Mulyadi itu bekerja serabutan selama 7 tahun lamanya hingga kini bertekad menjadi seorang pendidik. Bagaimana kisahnya?
Psikolog berusia 70 tahun itu menuturkan bahwa sebelum meraih kesuksesannya saat ini, ia harus menempuh berbagai pengalaman yang menguatkan tekadnya. Mulai dari bekerja sebagai office boy, tidur di kandang bekas ayam, bahkan bekerja sebagai asisten rumah tangga bertahun-tahun.
Namun, semua pengalamannya itu disyukuri dan dianggap sebagai guru terbaik. Tak heran, jerih payahnya di masa lalu membuatnya menjadi sosok pendidik anak yang penyayang dan begitu ramah.
Dalam kanal Youtube VINDES, Kak Seto hadir sebagai bintang tamu beberapa waktu. Di awal, Kak Seto mengaku bahwa di masa kecil memiliki kenakalan yang luar biasa. Ketika beranjak remaja, ia pun memulai pekerjaan di ibukota sebagai office boy.
"Akhirnya jadi office boy di yayasan, lalu di sana banyak ibu pejabat, saya bilang 'Adakah yang butuh asisten rumah tangga'. Lalu salah satu ibu pejabatnya nanya 'Kamu bisa kerja apa?', saya jawab 'Saya bisa kerja apa saja. Ngepel, nyapu, momong anak'," kenang Kak Seto.
Akhirnya, Kak Seto menuturkan bahwa setelah menjadi office boy, pekerjaan selanjutnya adalah asisten rumah tangga. Ketika itu, Kak Seto mengaku hanya bisa bertahan dua bulan lantaran harus tidur di bekas kandang ayam.
"Sementara belum ada kamar, saya tempati bekas kandang ayam di situ. Karena udah sebulan 2 bulan nggak kuat, saya mau keluar tapi dibilang 'Kamu udah cocok dengan anak saya'," terangnya.
Di usianya yang baru 18 tahun, seorang Kak Seto mampu momong anak yang duduk di bangku sekolah dasar hingga membuatnya nyaman. Tak hanya itu, di usianya tersebut, Kak Seto juga melakukan berbagai pekerjaan rumah mulai dari menyapu, mengepel, dan mencuci baju.
"Momong anak, nyapu, ngepel pokoknya serabutan semua. 'Yaudah kamu sekarang tidur di kamar anak saya', sempet dianggap sebagai anak angkat juga. Saya sambil kuliah juga tapi tetap kerja dari setengah 5 baru selesai jam 11, jadi asisten rumah tangga selama 7 tahun," bebernya.
Diakuinya, saat hendak masuk bangku kuliah, pengalaman pahitnya juga sempat dirasakan lantaran gagal berkali-kali masuk empat fakultas kedokteran negeri. Hingga akhirnya, Kak Seto bertemu Pak Kasur dan diajak menjadi asistennya. Setelah merasa cukup secara finansial, Kak Seto pamit dan hidup mandiri sembari bekerja dengan Pak Kasur. Di sini lah, tekad kuatnya terbentuk untuk bisa menjadi seorang pendidik.
"Saya gagal masuk 4 fakultas kedokteran. Saya sempet kerja di Pak Kasur sebagai asisten beliau. Beliau berpesan 'Kalau saya mati, tolong adik lanjutkan untuk didik anak-anak'. Akhirnya itu yang saya pegang, saya akan terus mengalir pada dunia anak-anak," tekadnya.