Arzeti Bilbina Terus Upayakan Perlindungan Kesehatan untuk Para Ibu
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Kesehatan ibu dan bayi tentu jadi konsentrasi banyak pihak, salah satunya Arzeti Bilbina. Sebagai anggota Komisi IX DPR RI ia melakukan berbagai upaya. salah satu upayanya mendapat angin segar.
Selama ini, Arzeti menyuarakan tentang bahaya BPA yang bisa mengincar kaum ibu dan bayi. Arzeti menilai bahaya BPA bisa berasal dari air daam kemasan yang tidak memiliki kode plastik dengan lingkaran segitiga dan tulisan 7.
Menurut Arzeti pemerintah menyambut positif. Bahkan DPR RI telah melakukan rapat kerja dengan BPOM. Pada tahun anggaran 2022 pemerintah akan mengalokasikan untuk sosialisasi bahaya BPA.
"Kita terus dukung selama untuk menjaga kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil, janin dan bayi. Kita akan terus menjaga generasi bangsa," kata Arzeti Bilbina baru-baru ini.
Namun Ketua Komisi Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengaku kecewa atas lambannya pihak BPOM yang tidak segera memberi label pada galon guna ulang yang jelas mengandung BPA.
"Saya sudah beberapa kali menjadi narasumber webinar tentang pelabelan BPA. Dan BPOM masih lambat dalam menetapkan revisi PERKA label. Di banyak negara, BPA pada kemasan sudah dilarang," kata Arrist.
Seharusnya tidak ada toleransi batas ambang terkait kemasan yang mengandung BPA untuk bayi, balita dan janin pada ibu hamil. Jangan sampai upaya ini malah menyesatkan bagi konsumen, BPA tetap racun. Migrasinya tidak layak dikonsumsi oleh usia rentan," ujarnya lagi.
Sementara BPOM telah melakukan pengujian kembali untuk mengklarifikasi berita-berita yang tidak benar soal BPA pada kemasan galon air minum dalam kemasan akhir-akhir ini. Hal itu dilakukan, demi memastikan kepada masyarakat, air minum dalam kemasan AMDK galon guna ulang yang beredar hingga kini aman untuk dikonsumsi.
Hasilnya, mereka mendapati bahwa migrasi BPA dari kemasan galon sebesar rata-rata 0,033 bagian per juta. Nilai ini jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM, yaitu sebesar 0,6 bpj.
"Hasil sampling dan pengujian laboratorium terhadap kemasan galon AMDK jenis polikarbonat yang dilakukan pada 2021, menunjukkan adanya migrasi BPA dari kemasan galon sebesar rata-rata 0,033 bpj," tulis keterangan resmi dari BPOM.