Olvah Alhamid Sering Mendapatkan Perlakuan Rasisme, Benarkah?
- Instagram/olvaholvah
VIVA – Akhir-akhir ini, finalis Puteri Indonesia Papua Barat 2015 Olvah Alhamid sedang menjadi perbincangan publik. Ia mengaku sering mendapat perlakuan diskriminatif dan rasisme.
Olvah Alhamid Mengalami Diskriminasi dan Rasisme
Nama Olvah Bwefar Alhamid sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ia juga sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Namun, Putri Indonesia Intelegensia 2015 Wakil Papua Barat ini masih saja mendapatkan perlakuan diskriminasi di lingkungannya.
Olvah mengaku pernah ditertawakan oleh salah satu keluarga yang sedang berkunjung ke pusat perbelanjaan. Seorang anak kecil mengejek fisik Olvah dan orangtuanya pun ikut tertawa.
“Saya pernah dibilang monyet di mal besar di Jakarta selatan, dan anak kecil sih yang bilang,”jelasnya dalam sebuah wawancara di Studio VDVC Viva, Pulogadung, Jakarta Timur.
Keluarga tersebut mengejek fisik Olvah dengan kata-kata yang menyakitkan hanya karena bagi mereka fisik Olvah berbeda. Ia pun membela diri dengan menegur orangtua dengan nada yang ramah.
"Saya tegur langsung, saya bilang ke ibunya bahwa anaknya ngetawain saya, harusnya ibunya kasih edukasi," jelasnya.
Bagi Olvah, edukasi sangatlah penting untuk memerangi rasisme di Indonesia. Pengalaman lain yang Olvah pernah alami sebagai perempuan Papua adalah standar kecantikan toxic yang dibangun oleh lingkungan.
Saat melakukan casting untuk film, modeling, atau iklan, terkadang Olvah masih mendapat perlakuan yang diskriminatif, seksis, dan rasis.
Politik Papua dan gerakan ingin melepas diri dari Indonesia menjadi fokus utama pemberitaan media, membuat Papua dianggap terbelakang dan bercitra buruk.
Bagi Olvah, media harus lebih kencang menggaungkan toleransi beragama dan berkebudayaan di Papua serta prestasi anak-anak mudanya.
Sampai saat ini, Olvah masih terus melawan stigma negatif terhadap Papua, termasuk para perempuannya. Selama bertahun-tahun, Olvah berjuang untuk melawan stigma negatif dan rasis terhadap perempuan Papua.
Olvah terus menyuarakan hak asasi masyarakat Papua lewat banyak kesempatan, termasuk di media sosialnya.
Bagi Olvah, semua orang punya hak asasi dan tidak bisa dibedakan dengan warna kulit.
Tak selalu menanggapi tanggapan negatif
Meski sering mendapat komentar negative tentang fisiknya yang berbeda. Ia pun mengaku tidak sering menanggapi semua komen yang dilontarkan.
“Tidak semua, tapi kadang-kadang saya pikir (somepeople they need to learn the hardway) kita harus speakup, tidak semua hal perlu diutarakan,”ungkapnya.
Ia sangat aktif di media sosial untuk berbicara masalah humanity. Karena dari kecil orangtuanya mendidik rasa empati, maka rasa empati yang telah diajarkan oleh orangtuanya diterapkan hingga sekarang ini.
Nantikan keseruan cerita Olvah Bwefar Alhamid di kanal YouTube VDVC Talk yang akan tayang pada Kamis, 21 Oktober 2021.