Farhat Abbas Ngaku Dimintai Tolong Nia Daniaty Soal Kasus Olivia
- VIVA/Putri Nur Ifdah
VIVA – Kasus penipuan dengan iming-iming menjadi Pegawai Negeri Sipil yang menjerat anak Nia Daniaty, Olivia Nathania masih bergulir panas. Kini, mantan suami Nia Daniaty, Farhat Abbas ikut menanggapi kasus tersebut.
Mantan ayah tiri Olivia atau akrab disapa Oi itu mengaku didatangi Nia Daniaty untuk dimintai tolong.
"Nia datang ke sini, minta dibantu, biarpun dia ini anak tiri kamu dia ini perlu bantuanmu, saya kenal kamu kamu pasti mau membantu," kata Farhat Abbas mengulang ucapan Nia Daniaty kepadanya seperti dikutip dari tayangan Youtube Cumi Cumi.
Dia kemudian bertanya kepada Nia, bantuan apa yang diinginkan. Jika konsultan hukum, Oi sudah menggandeng seorang pengacara. Lalu, dia pun menyinggung soal uang.
Farhat Abbas pun mengungkap kalau ada sejumlah korban yang bersedia memberi kesaksian bahwa Agustin alias Titin telah memalsukan tanda tangan.
"Asal diganti minimal 25 juta uang dia, nanti dia laporkan Titin," lanjut Farhat.
Dia melanjutkan bahwa dia sempat menanyakan apa motif Oi menerima uang dan mengatakan itu untuk biaya bimbel atau kursus.
"Apa yang membedakan antara abu-abu bimbel, abu-abu jual beli, abu-abu calo, atau abu-abu mintain janji. Gimana membedakannya. Kalau bayar 25 juta langsung jadi, hebat banget," tambah Farhat.
Dia juga mengatakan bahwa seharusnya yang ditipu yang dihukum.
"Kenapa masih mau ditipu? Orang mau jadi pegawai negeri masih rela ditipu, kira kira begitu," jelas Farhat.
Meski begitu, dia pun tak keberatan jika Oi ikut diproses hukum. Sebab, nasi sudah menjadi bubur, kerugian yang mencapai Rp9 miliar pun tak mungkin diganti.
"Saya sudah ketemu Oi memberi nasihat hukum, ada pengacara Nia Daniaty juga sering diskusi, analisa bukti," katanya.
Menurut Farhat, Agustin yang mengaku sebagai salah satu korban Oi memiliki peran besar dalam kasus ini. Dia melihat bahwa wanita yang disapa Titin itu bukan yang dikorbankan melainkan orang yang telah memanfaatkan situasi ini.
"Artinya dia sudah ditagih, kemungkinan ada uang lebih dari 25 juta yang dikumpul itu yang digunakan oleh mereka, sistem multilevel. Kalau penggunan uang itu, kalau Oi menggunakan sekitar 1,5 miliar saja, tapi dia merasa bahwa itu bagian dari pelatihan, pendidikan," jelas Farhat.
Sementara Agustin dan satu korban lainnya Karno, disebut Farhat sebagai orang-orang yang menikmati uang itu. Kalaupun mereka menjadi pelapor, menurut Farhat, mereka hanya mengkambinghitamkan Oi.
Farhat kemudian mengungkap bahwa ada korban yang membayar Rp100 juta kepada Agustin, dari uang itu Oi mendapat Rp25 juta saja. Farhat pun menyebut bahwa Agustin membuat tanda terima palsu dengan membuat tanda tangan palsu.