Raffi Ahmad Bongkar Honor Saat di BBB, Dibayar Lebih Kecil dari Bella
- Instagram/raffinagita1717
VIVA – Raffi Ahmad mengungkap perjalanan kariernya di dunia hiburan dalam sebuah video di kanal Youtube Denny Sumargo. Kepada atlet yang kini jadi pemain film itu, Raffi bahkan tak sungkan bicara soal bayarannya menjadi pemain film dan sinetron.
Awalnya, Raffi menceritakan bagaimana ia terjun menjadi pemain film. Film pertama yang dibintanginya adalah Ada Hantu di Sekolah tahun 2001. Saat itu, suami Nagita Slavina itu mengaku dibayar Rp20 juta.
"Abis Ada Hantu di Sekolah naik ke 50 juta," kata dia.
Setelah itu, ia bergabung dengan grup vokal yang terdiri dari para pemain sinetron, BBB. Lagi-lagi, Raffi tak malu membongkar bayarannya saat itu.
"BBB itu jaman dulu inget banget 85 juta, Laudya Cynthia Bella 150 juta. Lebih gede. Kesel gue," kata Raffi kepada Denny Sumargo.
Denny pun bertanya bagaimana Raffi bisa tahu bayaran setiap anggota.
"Karena satu manajemen. Dimas Beck waktu itu di bawah gue, sekitar 50-60 juta," lanjutnya.
Setelah itu, barulah Raffi mendapat film yang melambungkan namanya sebagai aktor, hingga membuatnya membintangi banyak sinetron stripping.
"Akhirnya Love Is Cinta gue dibayar 100 juta. Gue ngerasa besar 100 juta jadi gue dedikasi reading 3 bulan, syuting enam bulan," cerita Raffi.
Tapi, pada akhirnya Raffi merasa honor Rp100 juta tidaklah sebanding dengan kerja keras selama proses pembuatan film.
"Lama-lama, abis duit gue buat bayar cicilan. Tapi alhamdulillah gue tetep bersyukur," ujarnya.
Dari film itulah kemudian Raffi mendapat banyak tawaran bermain di sinetron. Bayarannya pun cukup besar, Rp35 juta untuk satu minggu.
"Sebulan dikali 4 dapat 120 juta. Waktu itu umur gue masih 16-17. Akhirnya ambil dua sinetron," lanjut dia.
Beberapa tahun membintangi sinetron, Raffi akhirnya mendapat tawaran menjadi host di tahun 2006. Tanpa pikir panjang Raffi menerima tawaran itu meski dibayar hanya Rp5 juta.
"Waktu itu ada manajer bilang, ngapain gue jadi host, jadi MC, lu udah main film, sinetron, lu bintangnya. Kalo lo jadi host lo manggilin bintangnya," ujar Raffi.
Tapi, Raffi punya pemikiran yang lebih jauh mengenai karierny. Dia mengaku tidak bermimpi menjadi bintang sejak awal, tapi dia ingin menjadi langit.
"Gue merenung, akhirnya gue bilang, cita-cita gue emang bukan jadi bintang. Buat gue bintang akan jadi redup, bintang itu sementara. Kalau jadi langit, gue bisa tempel bintang-bintang di langit, gue ada siang atau malam, mau badai tetap ada," kata Raffi bijak.