Ibu Meninggal karena COVID-19, Tompi Menyesal Izinkan Mudik
- Instagram @dr_tompi
VIVA – Kepergian ibunda untuk selama-lamanya masih membekas begitu dalam bagi musisi Tompi. COVID-19 yang menjadi penyebab sang ibu tutup usia pada Jumat, 23 April lalu, membuat Tompi merasakan kesedihan yang mendalam di momen Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Dalam video singkat di Instagram miliknya, pelantun Menghujam Jantungku itu mengisahkan kronologi sang ibu terjangkit virus corona hingga meninggal akibat virus SARS-CoV-2 itu. Bermula saat mendiang ibunda ingin pulang kampung di Lhokseumawebdemi untuk ziarah.
"Menjelang bulan puasa, beliau pengin pulang ke Aceh. Ia rindu nyekar ke kuburan bapak, adek, ketemu keluarga besar di Aceh. Terus dia minta izin pulang, saya bolehin. Dengan catatan, di rumah saja, tetap jaga jarak, pakai masker," ujar pemilik nama Teuku Adifitrian itu.
Tak disangka, ibundanya yang tengah menikmati mudik malah terpapar COVID-19 dari sanak saudaranya yang tak bergejala. Gejala yang cukup nampak pun demam dan mengalami penurunan saturasi oksigen sehingga harus segera memanggil ambulans.
Klik halaman berikutnya untuk melanjutkan.
"Saya ngomong dari jam 6 pagi. Tapi ambulans baru ready hampir jam 4 sore. Bayangin gap-nya begitu lama," tutur pelantun Salahkah itu.
Dokter spesialis bedah tersebut juga menyayangkan minimnya fasilitas kesehatan yang membuat nyawa ibunda terlambat untuk ditolong. Terlebih, untuk mendeteksi COVID-19 juga terbilang jauh dari kata cukup, lantaran hanya dilakukan dua kali dalam sepekan.
"Lhokseumawe PCR cuma bisa dilaksanakan dua kali seminggu. Padahal dalam kondisi COVID-19 itu Satgas bekerja tujuh hari dalam seminggu," terang pelantun Sedari Dulu itu.
Lebih lanjut, musisi 42 tahun tersebut menyadari keterbatasan fasilitas antara Pulau Jawa dan di pulau lainnya bisa membawa banyak korban seperti ibunya. Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa memperbaiki hal tersebut, khususnya di masa pandemi.
Baca artikel ini sampai selesai untuk mengetahui berita selengkapnya.
"Di luar Jakarta, pulau Jawa, fasilitas kesehatan kita masih menjadi PR besar. Cukup ibu saya yang menjadi korban," bebernya.
Tompi berpesan agar masyarakat bisa lebih membuka mata dan meyakini bahwa bahaya COVID-19 masih mengintai. Dengan kisah pilunya ini, Tompi berharap seluruh lapisan masyarakat mau bergotong royong membasmi pandemi dengan menjaga protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Sebentar ibu saya pulang ke Aceh, namun dalam kesebentaran itu beliau terinfeksi. Semoga kejadian itu tidak terjadi di keluarga lain. Saling mengingatkan protokol dengan sopan dan jangan tersinggung kalau ditegur. Vaksin pakai saja, apa pun jenisnya dipakai dulu. Sekali lagi kita tidak bisa main-main," pungkasnya.