Harvey Weinstein: Jennifer Aniston “Harus Dibunuh”
VIVA –Produser terkenal Amerika Serikat Harvey Weinstein, hingga kini masih menjalani proses persidangan terkait kasus tuduhan pelecehan seksual, kekerasan seksual hingga pemerkosaan terhadap 80 perempuan yang bekerja di industri film. Dalam sidang kasusnya, Harvey Weinstein sempat jadi sorotan karena mengungkapkan kekesalannya ketika ditanya perihal Jennifer Aniston pada 2017 silam. Hal ini diketahui dari dokumen-dokumen yang terkuak di persidangan.
“Jen Aniston seharusnya dibunuh,” tulis Weinstein dalam e-mail pada 31 Oktober 2017. Itu adalah tanggapannya ketika ditanya tentang tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya kepada Jennifer Aniston oleh wartawan.
Awalnya, tabloid Amerika The National Enquirer, ingin menulis artikel tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh Weinstein kepada Aniston. Mereka pun mencoba untuk meminta keterangan pada Weinstein dan perwakilannya saat itu. Namun, jawaban yang mereka dapat dari Weinstein justru kalimat yang mengandung unsur kekerasan.
Sementara itu, perwakilan dari Jennifer Aniston sendiri menyangkal bahwa Weinstein pernah melakukan tindak kekerasan seksual pada Aniston.
“Klaim yang dikemukakan oleh The National Enquirer tidaklah benar. Jennifer tidak pernah menjadi korban pelecehan ataupun kekerasan seksual oleh Weinstein,” tutur Stephen Huvane, perwakilan Weinstein, yang dilansir dari Variety.
Saat ini, Weinstein tengah menunggu jatuhnya vonis terkait kasus kekerasan seksual tingkat pertama dan pemerkosaan tingkat ketiga. Setidaknya terdapat 1000 dokumen yang dibuka di pengadilan New York. Rencananya, sidang selanjutnya akan diadakan pada Rabu pekan depan.
Selain pesan untuk Aniston, dokumen-dokumen tersebut juga berisi permohonan Weinstein untuk meminta pertolongan, pesan kepada agen CAA dan WME, pesan untuk eksekutif network dari NBCUniversal, dan deretan politisi serta miliarder terkemuka seperti Michael Bloomberg dan Jeff Bezos. Kasus Weinstein yang sempat menghebohkan publik ini kemudian menjadi salah satu pemicu lahirnya gerakan #MeTooMovement. Melalui tagar tersebut, para perempuan di seluruh dunia yang pernah menjadi korban kekerasan ataupun pelecehan seksual menyuarakan pengalaman mereka dan memberikan dukungan terhadap para korban lainnya.
Laporan: Nariyati