Mengenang Godfrey Gao, Tangkal Rasisme Sampai Mendunia

Godfrey Gao.
Sumber :
  • Instagram/@GodfreyGao

VIVA – Kematian Godfrey Gao pada Rabu, 27 November 2019, menyisakan duka mendalam di dunia hiburan. Aktor sekaligus model Taiwan-Kanada itu harus mengalami gagal jantung di tengah syuting reality show di China dan dinyatakan meninggal dunia.

Sosok Gao sebagai aktor dan model yang sukses tak hanya membuat namanya dikenal banyak orang, namun juga karyanya turut disorot publik. Tetapi siapa sangka, masa kecilnya ternyata cukup keras. Gao harus melawan rasisme yang dialaminya saat tinggal di Vancouver, Kanada.

"Saat saya pindah dari Taiwan ke Kanada pada tahun 1995, kami pindah ke North Vancouver di mana tak banyak orang Asia di sana," kata Gao dikutip dari laman Huffington Post, Rabu, 27 November 2019.

Di kelas di sekolah Gao, ia bertemu dengan banyak anak dari berbagai latar belakang seperti India, Persia dan China. Sayangnya, kelas regulernya cenderung diisi oleh ‘murid kulit putih’, yang membuat Gao sulit berteman.

Sampai pada saat ia duduk di bangku SMA, ia benar-benar mengalami rasisme. Saat itu, lingkungannya memilih teman berdasarkan stereotip latar belakang seseorang. Sementara ia memiliki latar belakang dan berdarah Asia.

"Senior di sekolah selalu memandangmu sebagai wajah kuning. Mereka berpikir kami adalah Bruce Lee atau semacam paham Kung Fu, jadi mereka akan selalu membuat suara seperti Bruce Lee. Saya mengalami hal itu tiap hari dan saya mencoba menepis itu," kata dia.

Meski begitu, Godfrey Gao tak memperpanjang masa-masa sulitnya saat menghadapi rasisme. Alih-alih bersedih, Gao malah menjadikan pengalaman rasisme itu untuk menggapai kariernya.

Pada 2011, Gao menjadi pria Asia pertama yang menjadi model di iklan Louis Vuitton. Ini tentu sangat membanggakan karena sudah 157 tahun brand tersebut tak memakai pria Asia sebagai model iklan mereka.

Ia juga tampil dalam film Hollywood The Mortal Instrumen: City of Bones. Gao tampil memukau berperan sebagai Magnus Bane. Gao pun tetap melanjutkan mimpinya untuk berkarya di film dan TV untuk menepis rasisme.

"Aku sesungguhnya akan menjadi superhero. Itu adalah salah satu tujuanku," kata dia mantap.

Namun, kematian Godfrey Gao membuatnya harus berhenti berkarier dan meneruskan impiannya. Tetapi, karya dan niat baik Gao tentunya akan terus menjadi inspirasi orang banyak.