Kisah Chrisye yang Masuk Google Doodle, dari Keluarga, Karier dan Maut

Erwin Gutawa Orchestra di Konser Kidung Abadi Chrisye
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVA – Tepat pada hari ini, Senin 16 September 2019, menjadi hari bersejarah untuk penyanyi legendaris Chrismansyah Rahardi atau yang akrab disapa Chrisye. Hari ini, adalah hari lahirnya. Dan karena hal itulah, sosoknya ditampilkan dalam Google Doodle.

Chrisye mungkin bisa jadi terdengar asing untuk sebagian generasi muda saat ini. Memang semasa hidupnya dia jarang mempublikasikan kehidupan pribadinya.

Namun, untuk karya pria keturunan Tionghoa-Indonesia ini tidak diragukan lagi. Lagu-lagunya selalu menjadi hits, bahkan hingga saat ini, lagu-lagunya masih sering dinyanyikan dan sebagian diarransemen ulang. Mulai dari Lilin-Lilin Kecil hingga Badai Pasti Berlalu.

Baca Juga: Inspirasi Menu Diet Murah untuk Seminggu yang Bikin Kurus

Untuk kembali mengenang sosok almarhum Chrisye berikut fakta-fakta menarik tentangnya.

Keturunan Tionghoa

Chrisye dilahirkan dengan nama Christian Rahardi pada 16 September 1949, Laurens Rahadi dan Hanna Rahadi merupakan keturuan dari Tionghoa. Chrisye merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Chrisye kecil menghabiskan waktunya di kawasana Talang, Menteng, Jakarta Pusat. Pada tahun 1954 keluarganya pindah ke jalan pegangsaan yang masih berada di wilayah Menteng, Jakarta Pusat.

Pemain Bass

Saat kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada tahun 1969 Chrisye diundang oleh Gauri untuk bergabung menjadi anggota band Sabda Nada yang dikenal kini sebagai Gipsy sebagai pemain bass.

Permainannya yang bagus membuatnya dipilih sebagai anggota tetap, Chrisye pertama kali bernyanyi saat band Sabda Nada menyanyikan lagu daur ulang.

Pindah Kuliah

Chrisye yang sebelumnya ingin menjadi insinyur, terpaksa mengurungkan niatnya setelah jadwal manggung band Gipsy mulai padat. Pada tahun 1970 ia masuk ke Akademi Pariwisata Trisakti yang dinilai lebih fleksibel.

Hal itu pun berbuah manis, ia diundang untuk tampil main di New York, Amerika Serikat. Namun ada ganjaran dari kariernya itu, kuliahnya harus terhenti pada tahun 1973 sebelum ia berangkat ke New York.

Selama di New York, Gipsy selalu manggung di Ramayana Restauran, mereka menyanyikan lagu-lagu Indonesia yang di daur ulang seperti Procol Harum, Emerson, Lake & Palmer, Genesis, dan masih banyak lagi.

Lagu Lilin-Lilin Kecil dalam Album Terlaris Tahun 1977

Chrisye sempat menolak untuk mengikuti Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors, namun hal itu tidak membuat almarhum Sys NS menyerah yang saat itu bekerja di Prambors sebagai pengisi 'Sersan Prambors'. Sys terus meminta Chrisye mengisi lagu Lilin-Lilin Kecil.

Setelah disetujui, lagu itu pun direkam di studio Irama Mas, Pluit, Jakarta Utara. Lagu itu dimasukkan dalam album pemenang lomba lainnya dan berada di urutan sembilan. Namun, akhirnya dipindahkan ke urutan satu agar lebih laris. Album LCLR 1977 itu menjadi album terlaris pada saat itu.

Karier Solo

Pada tahun 1978 Chrisye bergabung dengan Musica Studios dengan syarat diberikan kebebasan artistik. Tak berlama-lama ia langsung membuat album solo perdananya yaitu Sabda Alam.

Album itu dibuat dengan teknik double recording yang dipelopori oleh The Beatles. Akhirnya Sabda Alam dirilis pada bulan Agustus di tahun yang sama dan berhasil menjual lebih dari 400 ribu keping.

Kanker Paru-paru Renggut Nyawa

Pada bulan Juli 2005 tiba-tiba saja terdengar kabar Chrisye dilarikan ke RS Pondok Indah setelah sesak nafas. Usai dirawat 13 hari ia kemudian dipindahkan ke RS Mount Elizabeth setelah diketahui menderita kanker paru-paru.

Pada tahun 2006 kesehatannya pun mulai membaik bahkan ia berhasil mengeluarkan dua album Chrisye by Request dan Chrisye Duets.

Namun, awal tahun 2007 kondisi Chrisye kembali menurun hingga 30 Maret 2007. Chrisye menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 04.08 WIB di rumahnya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta.