Masuk Bui, Artis Mandala Shoji Tak Menyesal Terjun ke Politik

Mandala Abadi Shoji
Sumber :
  • VIVA/ Reza Fajri.

VIVA – Memutuskan untuk meninggalkan dunia entertainment dan lebih memilih untuk terjun ke dunia politik, memang sudah dijalani artis sekaligus pembawa acara Mandala Abadi Shoji saat ini. Itu dibuktikan saat dirinya mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilu tahun ini.

Masih dalam tahap menarik suara masyarakat, Mandala malah berurusan dengan pihak kepolisian karena dianggap melanggar peraturan berkampanye. Hingga akhirnya ia ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di Lapas Salemba, Jakarta Pusat, Mandala rupanya tidak merasa menyesal dengan keputusannya tersebut.

Seperti yang diungkapkan sang istri, Maridha Deanova Safriana, pilihan sang suami untuk berpolitik dianggapnya sebagai jihad kedua setelah berperang membela agama Allah SWT. 

"Kalau bilang menyesali politik menurut aku enggak boleh ya, karena gini setahu aku jihad kedua setelah perang adalah politik, jadi jangan sampai orang enggak mau ke politik karena ini, politik itu enggak jahat, yang jahat adalah oknumnya, jadi jangan sampai orang Islam (ngelihat) kayak gini jadi malas berpolitik. Tetap berpolitik, Nabi Muhammad aja berpolitik," ujar Maridha saat berada di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Senin,18 Februari 2019.

Mengerti dengan risiko selama berpolitik, Maridha mengatakan jika Mandala sangat bersiap diri untuk menghadapi segala situasi selama dirinya memutuskan untuk menjadi politikus.

Ia pun membantah jika sang suami tercatat sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) beberapa waktu lalu karena dianggap menghilang saat akan ditangkap pihak kepolisian.

"Kalau kata Mandala setiap perjuangan pasti ada risikonya, risiko ini dia paham betul, ada oknum-oknum politik seperti ini dia paham betul makanya ketika ada berita buron, enggak masuk akal banget," kata dia.

"Kemarin ada yang nyebarin berita itu (DPO) kalian cek dulu dong ke kepolisian, ke kejaksaan, pernah enggak Mandala DPO kan enggak pernah ada. Jadi ketika ada berita opini beredar jangan langsung dibesarkan seolah itu benar bisa dicek dulu," klaimnya. (row)