Justice League, Film Superhero yang Kelam dengan Humor Gelap
- DC Films
VIVA – DC Films akhirnya menghadirkan sajian pamungkasnya tahun ini, Justice League. Berbeda dengan tontonan superhero sejenis, film ini menghadirkan nuansa kelam, namun realistis tentang sisi lain kepahlawanan.
Diceritakan, kondisi dunia makin runyam akibat sederet pahlawan super yang menghilang, khususnya Superman (Henry Cavill). Kejahatan kian merebak di segala sudut wilayah.
Hal tersebut diperparah dengan kehadiran Steppenwolf (Ciaran Hinds), makhluk kuno dari dunia lain, yang datang ke bumi untuk merebut tiga kotak magis yang dipercaya dapat menghancurkan dan menciptakan dunia baru. Mengetahui hal tersebut, Bruce Wayne alias Batman (Ben Affleck) menolak untuk diam.
Ia segera menyusun rencana untuk mengumpulkan beberapa pahlawan super dari berbagai penjuru. Pencarian dimulai dari Arthur Curry alias Aquaman (Jason Momoa), lalu Diana Prince alias Wonder Woman (Gal Gadot), hingga Barry Allen alias The Flash (Ezra Miller), dan Victor Stone alias Cyborg (Ray Fisher).
Setelah semua terkumpul, tugas mereka sederhana, mengamankan dunia dari malapetaka yang diciptakan Steppenwolf. Meski tokoh protagonis tampak kuat, namun ternyata mengalahkan musuh tak sesederhana yang dibayangkan.
Batman dan timnya kalah kuat sehingga ketiga kotak magis tersebut berhasil dikumpulkan oleh Steppenwolf. Harapan para tokoh protagonis kemudian memudar seiring disatukannya ketiga kotak tersebut.
Tak ada pahlawan yang sempurna
Justice League mampu menunjukkan kualitas yang mumpuni dari sisi lain cerita kepahlawanan. Lewat film asuhan Sutradara Zack Snyder (dan Joss Whedon) ini, Wayne cs dihadirkan secara manusiawi, logis, dan tak kelewat heroik.
Mereka punya kelemahan masing-masing yang menunjukkan bahwa tidak selamanya pahlawan super adalah sosok nan sempurna. Secara mudah, hal tersebut diperlihatkan lewat Wayne yang menyadari kalau para jagoan harus bersatu dan saling melengkapi.
Nuansa yang hadir tampak kelam dan mengharuskan penonton untuk berpikir lebih dewasa dari adegan ke adegan. Hal itu lantas berpengaruh pada dialog, sinematografi, hingga humor yang terkesan gelap dan tidak slapstick.
Justice League menjadi ajang para aktor besar untuk berkumpul dan menunjukkan tajinya dengan hasil yang cukup memuaskan. Film ini sudah bisa ditonton di bioskop-bioskop kesayangan Anda.