Kerennya Laga Tarung Film Beyond Skyline Berkat Yayan Ruhian
- VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca
VIVA – Sering bermain peran sekaligus menjadi pengarah koreografi pertarungan, Yayan Ruhian mengaku mendapat kendala saat bermain dalam film Beyond Skyline. Meski demikian, dia bersyukur pertarungan di film ini tetap beradu antara manusia dengan manusia, tidak menggunakan green screen/blue screen.
Beyond Skyline menjadi film ketiga aktor sekaligus seorang pesilat ini berlaga di film internasional. Sebelumnya ia tampil di Yakuza Apocalpyse dan Star Wars Episode VII: The Force Awakens.
Tidak hanya menjadi aktor, Yayan bersama teman laganya, Iko Uwais membuat koreografi untuk film Beyond Skyline. Setiap film, menurutnya, pasti memiliki tantangan. Begitu pun dengan film ini yang menceritakan invasi alien di bumi.
"Semuanya sih enggak ada yang mudah. Alhamdulillahnya bisa kita selesaikan bersama tim. Inilah buktinya (filmnya akan rilis)," ujar Yayan saat ditemui dalam screening film di Epicentrum XXI Jakarta pada Jumat malam, 27 Oktober 2017.
Dalam film ini kendalanya adalah ketika harus menerapkan teknik silat untuk orang biasa beradu dengan alien. Sebagai alien, para kru menggunkan semacam egrang dan kostum yang tebal, sehingga tingginya berbeda dan gerakkannya tidak leluasa.
Yayan dan Iko dalam proses pembuatan koreo, untuk mendapatkan gerakan yang natural, harus mempelajari script dan karakter perannya terlebih dahulu.
"Kita untuk fighting selalu sesuaikan dengan tipe peran orangnya, karakter bela dirinya. Koreo yang bagus itu yang natural. Kita bikin polanya dulu, pukulannya nanti," kata Yayan.
Seperti alien yang digambarkan memiliki tubuh berbeda dengan manusia normal. Tidak mungkin untuk menggunakan teknik silat yang etnik.
"Gerakannya sendiri kan harus agak kaku ya, tidak selentur tangan yang kosong kita. Jadi, kita sesuaikan bentuknya yang seperti itu," jelasnya.
Dua Minggu
Proses pembuatan koreo itu, diungkapkan Yayan, membutuhkan waktu hanya sekitar dua minggu. Kemudian, latihan penerapannya kepada para pemain asing lainnya, seperti Frank Grillio sebagai Mark, Bojana Novakovic sebagai Audrey, juga sekitar dua mingguan.
Latihan dilakukan di Yogyakarta, di mana menjadi salah satu latar lokasi syuting dalam film ini, tepatnya di Candi Prambanan. Selain, di Jogja, syuting di lakukan juga di Batam.
"Hampir satu bulan di Jogja dan satu bulan di Batam. Untuk part kami (Yayan dan Iko dalam proses syuting) sekitar tiga minggu," sebutnya.
Film ini banyak menggunakan efek Computer Graphic Image (CGI), tapi pertarungan dengan para alien tetap dilakukan antara dua orang, tidak bayangan dengan green screen/blue screen.
"Di sini kan dengan alien jadi agak beda, dibanding akting bertarung di film Merantau atau lainnya. Tapi masih untung tidak dengan blue screen. Kalau dengan blue screen itu kayaknya lebih capek," ungkapnya. (ren)