Pidi Baiq: Baracas Film Komedi tapi Tak Melawak

Pidi Baiq
Sumber :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto

VIVA.co.id – Penulis novel Dilan, Pidi Baiq, mengawali kariernya sebagai sutradara dengan menggarap film Baracas (Barisan Anti Cinta Asmara). Selain menjadi sutradara, pentolan The Panas Dalam Band ini, juga menulis skenario dan cerita film ini.

Seperti novel-novel Pidi Baiq, film ini juga menyuguhkan dialog-dialog lucu yang tidak mainstream.

Menurut seniman yang akrab dipanggil ayah ini, Film Baracas lucu, tetapi bukan komedi. Sedangkan yang membuat film ini lucu, karena adanya tragedi, yang disikapi secara berlebihan.

"Tidak perlu melawak untuk membuat orang ketawa. Lawakan itu harusnya dari konsepnya, bukan dari permukaannya, yang slapstick itu,” ujarnya kepada VIVA.co.id, Minggu 12 Maret 2017.

Baracas, menurut Pidi, bisa dijadikan alternatif tontonan buat pecinta film komedi. Karena, film ini akan menyuguhkan komedi yang berbeda.

"Saya merasa, Baracas perlu untuk dijadikan film, karena saya ingin Baracas menjadi alternatif lain untuk membuat orang tertawa, tidak harus dengan slapstick. Tetapi, bukan berarti slapstick itu buruk. Maksudnya, kita kan perlu membuat sesuatu hal yang baru,” ungkapnya.

Dengan konsep film komedi baru ini, Pidi berharap film ini bisa menyenangkan penonton.

"Penonton banyak dan tidak mengecewakan, itulah tugas saya. Dan, saya berharap bisa melakukannya. Mudah-mudahan, ini film yang bisa menyenangkan setiap orang. Bukan hanya penontonnya, tetapi juga produser. Karena, kalau penontonnya banyak, produsernya juga senang,” seloroh Pidi.

Film Baracas yang dibintangi oleh Agus Ringgo Rahman, Tika Bravani, Ajun Perwira, Fico Fahriza, Budi Doremi, Cut Mini, Edi Brokoli, dan The Panas dalam team, akan tayang serentak di seluruh Indonesia pada 23 Maret 2017.

Film Baracas menceritakan, saat Kota Bandung geger, oleh adanya pemuda yang terpaksa meninggalkan keluarganya untuk bergabung dengan Baracas.

Baracas adalah merupakan Kelompok Independen yang dibentuk oleh seseorang bernama Agus untuk menjadi tempat bergabungnya kaum lelaki yang dikecewakan oleh wanita. Mereka mengklaim dirinya sebagai kaum lelaki yang merana, karena adanya peristiwa pengkhianatan, penolakan, dan lain-lain sebagainya.

Agus, pendiri dan sekaligus ketua Baracas adalah mantan pacarnya Sarah. Agus kecewa kepada Sarah, karena secara tiba-tiba Sarah memutuskan hubungan mereka. Gerakan-gerakan perlawanan terhadap Baracas dengan berbagai macam upaya. Mereka merunding pihak polisi dan pemerintahan kota Bandung, sengaja membiarkan Baracas untuk berkembang besar. Itulah sebabnya mereka demo. (asp)

Pidi Baiq blak-blakan soal pengalaman membuat Baracas dan kesulitan mencari pemeran Dilan untuk film barunya, saksikan di video ini.