Menbud Fadli Zon Dikritik Sineas Soal Bakal Hadirkan Bioskop di Aceh
- VIVA/Yeni Lestari
Banda Aceh, VIVA - Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon berencana akan menghadirkan bioskop di Aceh untuk mewadahi karya anak bangsa agar bisa dinikmati oleh masyarakat, apalagi Aceh hingga hari ini belum memiliki satu pun bioskop.
Namun ia juga meminta agar aturan di Aceh harus diubah sedikit agar proses pembangunan bioskop tersebut bisa terlaksana tanpa melanggar aturan yang berlaku. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
“Kita akan bikin bioskop, mungkin aturannya harus diubah lah dikit. Karena penting bioskop ini, karena ini hanya medium sebagai bentuk ekspresi budaya,” kata Fadli Zon saat memberikan kuliah umum di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh di Kabupaten Aceh Besar, Senin, 13 Januari 2025.
Menurutnya kehadiran bioskop, khususnya di negara-negara yang mayoritas penganut agama Islam di dunia juga sudah mulai berkembang. Ia mencontohkan seperti Arab Saudi hingga Qatar.
“Menurut saya perlu ada tempat untuk menjadi kantong (untuk ekspresi karya), bioskop di Aceh perlu ada, karena ya seluruh dunia juga ada bahkan di negara Islam,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, sineas film independent asal Aceh, Davi Abdullah mengkritik pandangan Fadli Zon dengan menyebutkan bahwa pernyataan tersebut menunjukkan ketidakpahaman terhadap perkembangan zaman dan tren budaya digital yang tengah berkembang pesat.
"Menteri Kebudayaan sepertinya tidak mengikuti perkembangan zaman. Kini kita hidup di era digital di mana orang lebih memilih menonton film melalui platform OTT (Over The Top) di rumah mereka, bukan lagi bergantung pada bioskop tradisional," ungkap Davi, Selasa, 14 Januari 2025.
Menurutnya dunia hiburan kini telah memasuki era baru yang sangat dipengaruhi oleh teknologi, dengan kemudahan mengakses film dan tayangan lainnya dari berbagai platform streaming.
Orang-orang saat ini sudah berlomba-lomba menikmati hiburan melalui home cinema dan layanan streaming digital.
Ini adalah perubahan besar mengonsumsi film dan hiburan secara umum dan mendunia.
Davi menilai bahwa pandangan kebudayaan untuk Aceh bukan hanya sebatas mendirikan Bioskop, jika hanya berpandangan terkait biskop, kata dia Menteri Fadli Zon berpandangan mundur.
“Tentang bioskop dan syariat Islam memang penting, tetapi kita tidak bisa menafikan kenyataan bahwa cara orang menonton film sekarang jauh lebih fleksibel. Banyak penonton kini memilih untuk menikmati film melalui platform digital,” katanya.
Davi berharap, di masa depan kebijakan terkait perfilman dan budaya bisa lebih terbuka terhadap perkembangan teknologi dan lebih mengakomodasi kebiasaan masyarakat yang sudah beralih ke platform digital.
Ia berharap Menteri kebudayaan juga lebih berpandangan luas untuk kemajuan kebudayaan Aceh.
"Industri film harus bergerak seiring dengan perkembangan teknologi dan kebiasaan digital. Ini adalah kesempatan untuk mengembangkan industri film Indonesia agar semakin berkembang di kancah global," katanya.