Indiana Jones and The Dial of Destiny Jadi Akhir Petualangan Harrison Ford Sebagai Indy Jones
- Disney
Jakarta – Indiana Jones dan Dial of Destiny, film final yang sangat dinantikan dari franchise ini, akan diputar di layar kaca dengan harapan melampaui pendahulunya di box office.
Menurut analisis oleh Deadline, film ini bertujuan untuk mencapai pembukaan domestik AS sebesar $60 juta hingga $65 juta dan debut global dunia sebesar $140 juta atau lebih.
Terlepas dari banyaknya ulasan simpang siur, Indiana Jones and the Dial of Destiny memegang peringkat segar 65% oleh Rotten Tomatoes, yang mana lebih rendah dari film sebelumnya Raiders of the Lost Ark (93% pada 1981), Temple of Doom (77% pada 1984), Last Crusade (84% pada 1989), dan Kingdom of the Crystal Skull (77% pada tahun 2008).
India Jones and The Dial of Destiny tidak disutradarai oleh sutradara "orisinil" Indiana Jones Steven Spielberg, melainkan pembuat film yang tak kalah bagus, James Mangold.
Indiana Jones dan Dial of Destiny telah banyak dipromosikan sebagai "simpulan" dan "petualangan terakhir" untuk petualang Indy Jones.
Meski, berbagai komentar dari petinggi Disney dan Lucasfilm pada tahun 2010-an menunjukkan bahwa rencana awal adalah untuk Indiana Jones kelima ini sebagai awal untuk memulai era baru film Indy, namun tampaknya hal itu tak terjadi.
Maka dari itu, tak mengherankan jika dalam film ini tidak akan ada adegan kredit atau after credit scene.
Masih memegang unsur kental Nazi yang terus berlangsung dari seri film, Indiana Jones and The Dial of Destiny mengangkat cerita yang berkisar di sebuah perangkat kuno bernama Antikythera, yang dibuat oleh ahli matematika bersejarah Archimedes, yang dikejar oleh Jones dan sang villian, Jurgen Voller.
Lelah dengan petualangan, Indy Jones yang menghabiskan masa tuanya menjadi profesor arkeologi di sebuah universitas memilih untuk pensiun.
Namun, ketika ia akan “beristirahat”, anak dari sang sahabat yang telah lama meninggal bernama Helena Shaw datang dan mengacaukan rencana pensiunnya. Mau tidak mau Indy harus membantu Helena untuk petualangan terakhirnya kali ini.
Mampukah Jones membantu Shaw dalam petualangan kali ini?
Indiana Jones and The Dial of Destiny diproduksi oleh Kathleen Kennedy, Frank Marshall dan Simon Emanuel, dengan Spielberg dan George Lucas bertindak sebagai produser eksekutif. John Williams, yang telah mencetak setiap film Indiana Jones sejak Raiders of the Lost Ark asli pada tahun 1981, kembali bertanggung jawab di bagian musik.
Indiana Jones and The Dial of Destiny sudah bisa ditonton mulai hari ini, 28 Juni 2023 di jaringan bioskop Indonesia.