5 Film Indonesia yang Sukses Go Internasional, dari Aksi Hingga Horor

Film The Raid
Sumber :
  • theraid-movie.blogspot.com

VIVA Showbiz – Hari Film Nasional adalah peringatan yang dilaksanakan setiap tahun di Indonesia pada tanggal 30 Maret. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Film Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2009. Peringatan ini bertujuan untuk memperingati kelahiran film pertama di Indonesia, yaitu "Loetoeng Kasaroeng", yang diproduksi pada tahun 1926.

Selain itu, peringatan Hari Film Nasional juga dijadikan sebagai momentum untuk mempromosikan industri film nasional dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung film-film buatan dalam negeri. Hal ini terbukti dengan beberapa film Indonesia yang sukses di kancah internasional, berikut ulasan selengkapnya. 

1. The Raid

Film The Raid

Photo :
  • theraid-movie.blogspot.com

The Raid adalah sebuah film aksi Indonesia yang dirilis pada tahun 2011. Film ini disutradarai oleh Gareth Evans dan dibintangi oleh Iko Uwais, Joe Taslim, dan Doni Alamsyah. Kisah The Raid berpusat pada sekelompok polisi elit yang melakukan operasi penyergapan di sebuah gedung apartemen yang dihuni oleh sekelompok gangster yang sangat berbahaya. 

Tim ini dipimpin oleh seorang sergant bernama Jaka (Joe Taslim) dan seorang anggota tim bernama Rama (Iko Uwais), yang memiliki keterampilan bela diri yang sangat baik. The Raid sendiri sukses di pasaran internasional dan mendapatkan banyak pujian dari kritikus film internasional karena adegan aksinya yang spektakuler dan intens. 

2. Laskar Pelangi

Verrys Yamarno sebagai Mahar di Film Laskar Pelangi

Photo :
  • Facebook/Laskar Pelangi

Laskar Pelangi adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film ini diadaptasi dari novel best-seller berjudul sama karya Andrea Hirata. Film ini mengisahkan tentang kisah perjuangan 10 anak miskin di desa Gantong, Belitung, untuk mendapatkan pendidikan meskipun harus menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

Film ini berhasil meraih banyak penghargaan dan menjadi salah satu film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak di bioskop. Film ini juga dianggap sebagai salah satu film Indonesia terbaik sepanjang masa. Film ini juga berhasil memenangkan penghargaan di berbagai festival film internasional seperti Festival Film Asia Pasifik dan Festival Film ASEAN.

3. Pengabdi Setan

Pengabdi Setan.

Photo :
  • instagram.com/pengabdisetanofficial

Pengabdi Setan adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2017, disutradarai oleh Joko Anwar. Film ini adalah remake dari film horor klasik Indonesia berjudul sama yang dirilis pada tahun 1980. Film ini mengisahkan tentang seorang ibu tunggal bernama Marlina yang meninggal secara misterius, meninggalkan empat anaknya: Rini, Tony, Bondi, dan Ian.

Film "Pengabdi Setan" mendapatkan banyak pujian dan penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Film ini juga sempat menjadi film horor Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak di bioskop di bioskop Tanah Air. Namun kini, film tersebut menduduki posisi kedua terbanyak ditonton.

4. The Act of Killing

The Act of Killing

Photo :
  • The Act of Killing

The Act of Killing adalah sebuah film dokumenter tahun 2012 yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer, seorang sutradara Amerika Serikat. Film ini mengisahkan tentang pembantaian orang-orang yang diduga sebagai komunis pada era Orde Baru di Indonesia pada tahun 1965-1966.

Film ini mengeksplorasi kejahatan yang dilakukan oleh kelompok paramiliter yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia pada waktu itu. The Act of Killing mendapatkan sambutan positif dari kritikus dan memenangkan banyak penghargaan di berbagai festival film internasional. Film ini dianggap sebagai salah satu film dokumenter terbaik sepanjang masa.

Adegan dalam film Marlina si Pembunuh

Photo :
  • Bobby Agung/ VIVA.co.id

"Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" adalah sebuah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2017. Film ini disutradarai oleh Mouly Surya dan dibintangi oleh Marsha Timothy sebagai Marlina, seorang wanita muda yang harus menghadapi serangkaian peristiwa tragis setelah ditinggal mati oleh suaminya.

Film ini berhasil mendapatkan sambutan positif dari kritikus film di Indonesia dan di berbagai festival film internasional, termasuk di Cannes Film Festival dan Toronto International Film Festival. Film ini dianggap sebagai film yang mengangkat isu-isu tentang kekerasan terhadap perempuan dan patriarki di Indonesia dengan gaya penceritaan yang berbeda dan inovatif.