Berawal dari Game di 2018, Kisah 'Pamali' Diangkat ke Layar Lebar
- VIVA/Isra Berlian
VIVA Showbiz – Pamali menjadi salah satu film bergenre horor yang cukup menarik perhatian. Direncanakan tayang di bioskop Tanah Air pada 6 Oktober mendatang.
Film ini merupakan film horor yang diadaptasi dari game keluaran StoryTale Studio yang berjudul Pamali: Indonesian Folklore Horror yang dirilis tahun 2018 silam. Yuk scroll artikel selengkapnya berikut ini.
“Ini luar biasa cerita Pamali kita rilis 2018 tujuan gimana caranya mendorong konten dan budaya lokal. Kebanggaan karena industri kreatif kita ini sebuah kesempatan semoga industri game dan lainnya untuk kerjasama,” kata CEO StoryTale, Arya dalam acara screening Pamali di CGV Grand Indonesia, Jumat 30 September 2022.
Sementara itu, Produser film Pamali dan CEO dari LYTO Picture, Andi Suryanto mengungkap alasannya untuk mengadaptasi game ini menjadi film lantaran untuk memajukan dua industri kreatif di Indonesia.
“Untuk kami penting memajukan industri game dan film. Industri kreatif amat menarik dan kebanggan kami angkat industri kreatif. Ke depannya semoga bisa kolaborasi game dan film,” ujar dia.
Di sisi lain, sutradara film ini, Bobby Prasetyo mengungkap bahwa mengadaptasi game menjadi film sendiri juga cukup menantang.
”Kesulitan pasti ada medium dari game ada unsur budaya. Gimana caranya mindahin medium game involving di film. Di game ada beberapa daftar jenis Pamali apa aja disamping Pamali yang sudah ada (di masyarakat),” ungkap dia.
Selain itu yang juga menantang adalah ketika mengcasting pemeran Rika dan calon pembeli rumahnya. Dimana kedua karakter tersebut di dalam game tidak menunjukkan wajah asli mereka melainkan hanya suara saja.
“Ketika cari cast kalau di game ga ada mukanya Rika dan pembeli rumah hanya suara. Pas casting Putri gimana cara jalannya,dan bicaranya,” ungkap dia.
Untuk diketahui, cerita Pamali dimulai dari sepasang suami istri yang meninggali rumah tua di daerah pinggir kota.
Dalam beberapa adegan, banyak pamali yang dilanggar seperti perempuan hamil menggunting kuku saat malam hari, menggunting rambut, dan perseteruan dalam keluarga.
Konon, tindakan-tindakan yang melanggar kebiasaan dan adat memang dipercaya dapat mendatangkan hal yang tak diinginkan seperti cuplikan konflik yang ada pada trailer Pamali.
Film Pamali menonjolkan nilai tradisi dan kebiasaan yang barangkali sudah ditinggalkan oleh masyarakat urban.
Melalui film ini, kita diajak untuk lebih menghargai kepercayaan dan larangan atau peringatan dari orang lain agar tidak mengundang petaka yang merugikan diri sendiri.