Aktor Korea Sambut Gembira Remake Miracle In Cell No 7 di Indonesia
- VIVA/Aiz Budhi
VIVA Showbiz – Film ternama asal Korea Selatan, Miracle In Cell No 7 dibuat ke dalam versi Indonesia dengan judul sama di bawah naungan rumah produksi Falcon Pictures. Film ini akan tayang di seluruh bioskop pada tanggal 8 September 2022.
Film Miracle In Cell No 7 versi Indonesia dibintangi oleh sederet aktor dan aktris ternama, seperti Vino G Bastian, Grace, Indro Warkop, Tora Sudiro, Mawar de Jongh, Indra Jegel, Rigen, Denny Sumargo, Teuku Rifnu Wikana, Marsha Timothy, dan yang lainnya.
Warganet menyambut bahagia film Miracle In Cell No 7 yang dibuat dalam versi Indonesia. Tidak hanya masyarakat Indonesia saja, sutradara Film Miracle In Cell No 7 versi Korea Selatan, Lee Hwan Kyung juga merasa senang karena film garapannya di-remake di Indonesia.
Tidak hanya sutradara, para pemain Miracle In Cell No 7 versi Korea Selatan juga ikut merasa senang karena film yang mereka bintangi itu di-remake di Indonesia. Informasi itu disampaikan langsung oleh Lee Hwan Kyung pada saat konferensi pers di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Sebagai informasi, Lee Hwan Kyung dan eksekutif produser film Miracle In Cell No 7, Kim Min Ki, datang ke Indonesia dalam rangka promosi film Miracle In Cell No 7 versi Indonesia. Indonesia adalah negara ketujuh yang me-remake film ini. Sebelumnya, ada negara Turki, Filipina, Arab, Spanyol, India, dan Kanada. Setelah Indonesia, giliran Amerika yang akan me-remake film tersebut.
“Untuk respons dari pemain di Korea. Mereka tahu kalau penduduk Indonesia itu terbesar keempat di dunia. Jadi begitu tau kalau film ini akan di-remake di Indonesia mereka senang banget. Mereka merasa wah bagus banget ya senang,” kata Lee Hwan Kyung pada saat konferensi pers di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Rabu, 31 Agustus 2022.
Pada kesempatan yang sama, produser Falcon Pictures, Frederica mengungkapkan bahwa pihaknya telah membeli IP film Miracle In Cell No 7 pada tahun 2018 lalu. Pihak Falcon Pictures sudah mencari IP film tersebut selama enam sampai tujuh tahun.
“Sebenernya kita ketemu 2018 di Amerika. Kita cari IP ini sudah sekitar enam tahun tujuh tahun lalu, cari-cari tapi gak ketemu. Sampai akhirnya 2018 kita ketemu, beli lisensinya,” ucap Frederica.